pikiran bawah sadar

KabarIndonesia - Tahukah Anda, pikiran bawah sadar itu:
1. bekerja secara terpisah dari pikiran sadar
2. dapat mendengar, melihat, merasakan semua hal yang belum tertangkap oleh pikiran sadar
3. dapat mengendalikan aktivitas fisik tanpa disadari oleh pikiran sadar
4. pada kondisi tertentu dapat bertindak mandiri, terlepas dari pengaruh pikiran sadar
5. gudang penyimpanan informasi
6. potensi terpendam manusia yang belum digunakan secara maksimal
7. memiliki kemampuan dalam hal persepsi, konseptual, emosi, dan respon yang melebihi kemampuan pikiran sadar
8. dapat mengakses dan menggunakan segala sesuatu yang ada di pikiran sadar, sedangkan pikiran sadar tidak dapat menjangkau isi dan potensi pikiran bawah sadar
9. jauh lebih cerdas daripada pikian sadar
10. jauh lebih bijaksana daripada pikian sadar
11. jauh lebih cepat daripada pikian sadar
12. mewakili potensi intelektual yang luar biasa yang tak pernah terbayangkan sebelumnya
13. dapat mengamati dan merespon atau memberikan respon segala sesuatu secara tulus dan jujur
14. terbebas dari semua pengaruh negatif (bias, prasangka, kebencian, harapan berlebihan, persepsi, dll)
15. menyerap dan mengerti realitas atau kenyataan berdasarkan pengalaman nyata atau apa adanya
16. sumber emosi
17. bersifat universal
18. tidak dipengaruhi oleh bangsa, latar belakang budaya, sejarah
19. dapat berkomunikasi secara efektif dengan pikiran bawah sadar orang lain
20. mengetahui solusi setiap masalah
21. berpikir secara simultan/bersamaan
22. memproses langsung sebelum pikiran sadar menyadari
23. berpikir intuitif dan menghubungkan
24. berpikir otomatis
25. berpikir non-verbal
26. berpikir sintesis
27. berpikir sibernetik / acak
28. memiliki fokus yang tak terbatas dan ekspansif
29. bukan memilih atau mengarahkan tujuan, melainkan membuat tujuan tercapai
30. dapat menangani 2,3 juta bit informasi dalam suatu saat
31. pemelajarannya bersifat eksperiensial
32. merupakan gambaran fakta bahwa semua orang pada awalnya hanyalah manusia biasa
33. isinya dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya: pengalaman, lingkungan, dan hasil belajar individu.

Setelah membaca 33 Keajaiban Pikiran Bawah Sadar di atas, maka jelaslah, bahwa siapapun, apapun, bagaimanapun, dimanapun Anda, Anda memiliki kemampuan, bakat, dan potensi luar biasa yang tak pernah terbayangkan yang ada di dalam diri Anda!!! Bisa atau tidaknya Anda menjadi orang besar, hebat, terkenal, atau tercatat dalam sejarah, itu kembali pada diri Anda sendiri!!!

Yakinlah, Anda diciptakan oleh Allah untuk mewarnai dunia ini dengan karya-karya besar Anda!!! Anda diciptakan untuk membahagiakan semua manusia di muka bumi, sehingga apapun yang terjadi, pantang untuk ditangisi atau disesali!!!

Ingatlah, waktu tak pernah berjalan mundur!!! Jangan mengisi waktu untuk hal-hal sia-sia atau tak berguna!!!

Ingatlah pula jika satu alasan sudah terlalu banyak dan seribu tindakan nyata masih kurang!!!

Sekaranglah saatnya yang tepat untuk bertindak!!! Dunia menanti karya-karya besar Anda!!!


Sumber:
Gunawan AW, Setyono A. Becoming A Money Magnet: Mengungkap Rahasia Bagaimana Membuat Uang Mengejar Anda. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2007.

Yth Pak Jimmy K dan teman semuanya,
Saya ingin sharing pengalaman mempraktekan "PASRAH" sesuai apa yg saya ketahui dan saya alami.
Akhir akhir ini saya tertarik dengan kata "Pasrah" setelah mempelajari bukunya Pak Adi yg berjudul 5 Prinsip mengubah impian jadi kenyataan. Di buku tersebut disebutkan bahwa untuk bisa mencapai impian kita harus mempraktekan formula sebagai berikut , yaitu : 1. Impian(Niat/ keinginan) 3. Yakin 3, Syukur 4. Pasrah 5. Doa.
Setelah lama saya merenung dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari hari, ternyata 5 poin tersebut sangat erat kaitannya dengan kehidupan spiritual seseorang, khususnya yg berkaitan dengan "Sosok otoritas tertinggi".
Dalam kondisi bagaimana kita bersyukur dan berpasrah diri? Apa yg mendorong kita bersyukur dan berpasrah diri?
Sebelum saya menjelaskan "Pasrah" , saya ingin juga menjelaskan "Syukur" versi saya.
Lazimnya kita bersyukur kalau kita memperoleh sesuatu atau terjadinya sesuatu atau melakukan sesuatu (to have, to be , to do) yg menurut kita sangat menyenangkan/ menggembirakan .
Bagaimana kalau kita mengalami sesuatu yg sebaliknya. Lazimnya kita akan menolak dan mengomel bin ngedumel/muring muring, bahkan bila perlu kita marah marah alias sewot.
Sebenarnya kita bersyukur atau berterima kasih itu untuk siapa ?.. kepada siapa ?.. serta apa dampaknya terhadap kita kalau kita bersyukur ?... Bagaimana kalau kita tidak bersyukur dan apa yg dirasakan oleh kita kalau tidak mau bersyukur?.
Pertanyaan pertanyaan itu bisa menggugah kesadaran kita bahwa bersyukur itu, disamping untuk mengakui bahwa diri kita adalah seorang hamba dan makhluk spiritual yg sudah selayaknya bersyukur kepada "otoritas tertinggi sesuai keyakinannya" (baca : Tuhan, Sang Hidup, Karma, Allah, dsb), maka perilaku bersyukur juga sejatinya untuk mengkondisikan pikiran dan mental kita agar selalu dalam kondisi prima dan sempurna yaitu tetap feel good atau enjoy atau bahkan enlightement.
Bagaimana cara yg mudah dan tepat untuk bisa bersyukur. Salah satunya adalah dengan menerima. Langkah awal dari bersyukur adalah "menerima/ Receive". Langkah berikutnya adalah Jangan protes atau marah atau komplain dan sejenisnya , yg sebenarnya tidak menyelesaikan masalah. Maksudnya dalam hal ini adalah jangan memprotes kepada otoritas tertinggi, karena ketika kita protes , berarti kita tidak bersyukur. sedangkan kalau protes atau komplain kepada orang lain agar menyelesaikan masalah, masih diperkenankan. Langkah ketiga adalah dengan menerapkan asas ilmu beruntung, dalam hal ini kita membandingkan diri kita dengan orang yg kondisinya lebih buruk dari kita, jadi kondisi kita selalu beruntung terus.
Sebagai ilustrasi saya kasih contoh mencari parkir di Mall :
Saat kita ingin mendapat parkir di Mall, sebelumnya kita harus "booking" dulu dengan cara meniatkan dapat parkir yg enak dan nyaman, jangan sampai mendadak, karena kita juga menyadari hukum sebab akibat akan berlaku , dan bila sesuatu akibat itu spesial maka tentunya memerlukan sebab yg spesial juga. Saat itu unsur Impian atau niat sudah terpenuhi. Langkah berikutnya adalah Yakin. Apakah kita benar benar yakin. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh informasi yg ada di database kita yg pernah diperoleh melalui indrawi. Misalnya: Kalau Mal tertentu itu selalu penuh. Apakah informasi ini akan mengubah keyakinan kita. Biasanya ada kecendrungan sedikit banyak terpengaruh juga. Supaya menghilangkan keraguan bahwa kita bisa dapat parkir atau untuk memperkuat keyakinan maka sebaiknya kita melakukan afirmasi dan visualisasai dan kita juga bisa mengingat kisah sukses kita selama ini dalam mencari parkir. Lakukan repitisi atau pengulangan dalam afirmasi dan visualisasi. Kalau bisa kita lebih fokus, karena dengan fokus terhadap sesuatu kita bisa masuk dalam kondisi deep trance, dan kondisi trance ini yg akan mempermudah kita menemukan tempat parkir, karena kita bisa masuk ke pikiran bawah sadar dan bias masuk ke intuisi yg akan memandu kita mencapai apa yg diinginkan. Sering ada pertanyaan dalam pikiran saya, apakah niat/keinginan saya yg mendorong orang lain untuk menyediakan tempat parkir atau niat/keinginan saya yg menggerakan diri saya untuk memperoleh tempat parkir atau kedua duanya secara paralel mengarahkan agar bisa dapat tempat parkir.
NIat/keingian sudah dilakukan, Keyakinan juga sudah bertambah kuat. Langkah selanjutnya adalah Syukur. Kita bisa bersyukur mulai berangkat dari rumah, bahwa kita bersykur karena kita masih diberikan kehidupan, punya mobil dan bisa pergi ke Mall, jadi banyak hal yg patut disyukuri. Apa dampaknya, kalau kita bersyukur, suasana hati dan pikiran tetap feel good, tidak ada pikiran dan emosi negatif. Jadi sudah sewajarnya kalau kita bersyukur. Kalaupun kita tidak bersyukur, maka otoritas tertinggi (baca:Tuhan) tidak akan berkurang sesuatu apapun gara gara kita tidak bersykur. Justru semakin banyak kita bersykur maka semakin banyak nikmat yg akan diperoleh. dan sebenarnya syukur itu bukan hanya formalitas dan ditujukan kepada otoritas tertinggi, justru dampak langsungnya ketika kita bersyukur adalah perasaan enak dan senang (feel good).
Langkah berikutnya adalah Pasrah. Menurut saya kondisi Pasrah adalah menyerahkan segala keputusan yg akan terjadi kepada "otoritas tertinggi", karena kita sebagai makhluk tidak berdaya dan upaya kecuali atas izinnya, dan kita sebagai makhluk tidak tahu apa yg akan terjadi di masa datang. Karena sudah pasrah, maka kita merasa nyaman karena kita tidak terikat dan tidak melekat dengan apapun yg terjadi. Kita terbebaskan dari sesuatu yg membebani kita, dan ketika kita pasrah maka kita meyakini apapun yg terjadi adalah yg terbaik untuk kita. Saat kita pasrah kita mersa enjoy karena kita sudah menyerahkan segala keputusan kepada Otoritas tertinggi kita, jadi perasaan kita lebih nyaman dan enjoy.
Sikap pasrah ini adalah sikap yg biasa dilakukan oleh makhluk ketika dalam kondisi menghadapi suatu kejadian, yaitu Fight atau Flight.
Untuk menciptakan kondisi pasrah, cara yg paling mudah dan cepat adalah dengan mengkondisikan diri kita bahwa kita tidak berdaya dan upaya mementukan apa yg akan terjadi di masa datang, yg berati kita sudah menyerahkan segalanya kepada otoritas yg tertinggi. Apa dampaknya kalau kita tidak pasrah, justru kita merasa terbebani dan merasa tidak enjoy dengan kondisi tidak pasrah. Karena kita masih merasa mampu untuk merubah keadaan di masa yg akan datang padahal dalam kenyataannya belum tentu kita bisa. sehingga bisa saja menimbulkan kekecewaan dan keputus asaan, yg semuanya bisa menimbulkan emosi negatif yg menghambat keberhasilan kita untuk memperoleh apa yg diinginkannya.
Apa yg dirasakan ketika saya pasrah mencari parkiran, saya merasa plong dan enjoy aza, karena saya sudah yakin, dan bersyukur serta selalu berdoa bahwa parkiran yg enak dan nyaman akan selalu tersedia untuk saya dalam situasi apapun.
Apakah metode ini bisa diterapkan untuk keinginan dalam bentuk lainnya. Saya katakan bisa diterapkan sepanjang kita meyakininya bisa berhasil, masalahnya kita sering mengalami limiting belief akibat pengalaman dan pengetahuan yg kita peroleh. dan akibatnya kita kurang YAKIN alias ada mental block yg bisa saja menghambat. namun perlu diketahui oleh teman teman, sekali saja kita berhasil, maka keberhasilan itu akan memperkuat keberhasilan berikutnya, sebagai akibat dari efek compound.
Semoga bermanfaat.
Tarik nafas yg dalam , kembali ke kesadaran semula dalam kesehatan yg sempurna dan kondisi tubuh serta pikiran semakin baik dan nyaman..... 3...2...1
Terima kasih
Wassalam
Daday Rahmat Hidayat S
(Changing to The Best Life)
Kemudahan + Keberuntungan + Keberlimpahan

By Purnomo Hadi

Tentang VALUE - Semoga bermanfaat!

Beberapa hari yang lalu saat sedang berjalan-2 di Mall Taman Anggrek -
Jakarta , saya kebetulan masuk di sebuah toko perhiasan dan selintas
melihat percakapan yang menarik antara seorang pembeli dan penjual.
Mereka sedang terlibat tawar menawar sebuah kalung mutiara yang cukup
indah, dan kelihatannya termasuk salah satu koleksi unggulan dari
toko tersebut. Setelah tawar menawar beberapa saat, si pembeli
akhirnya memutuskan untuk keluar dari toko itu, karena dianggapnya
harga barang tersebut mahal.

Selang beberapa menit kemudian, ada pembeli lain yang masuk, dan
kemudian mengamati kalung mutiara yang tadi.
Dia kemudian mencoba sejenak di lehernya, dan setelah dirasa
cocok, tanpa tawar menawar langsung dibayarnya barang tersebut dan
keluar. Apa yang menarik dari kedua kejadian tadi ?

Barang yang sama, tapi dipersepsikan berbeda oleh dua orang.
Tentu, yang membedakan persepsi keduanya adalah uang yang dimiliki
oleh masing-2 orang. Semakin banyak uang yang anda miliki, tentu
semakin murah harga barang tersebut dimata anda.

Saya tertarik untuk membahas justru dari sisi orang pertama.

Apa yang kira-2 dilakukan oleh orang tadi setelah gagal menawar barang
tersebut ?
Bila dia memang serius ingin membeli barang tersebut, mungkin dia akan
mulai
masuk ke toko-2 lain, mencari-2 yang lebih murah. Bila setelah `berjuang'
keliling mall dan tidak juga menemukan barang yang harganya sesuai dengan
isi kantongnya, mungkin dia mencoba mencari di tempat lain, atau mungkin
juga mengurungkan niat untuk membelinya.. ...


Fokus dari orang pertama ini adalah lebih kepada jumlah uang
yang dia miliki, dibanding dengan nilai dari barang tersebut bagi dirinya.

Jika merujuk kepada teori RichDad-nya Kiyosaki, dikatakan

disana bahwa orang rata-2 melihat dari seberapa besar pendapatannya,
lalu menekan pengeluarannya, sedang orang sukses melihat dari sisi
pengeluarannya, lalu meningkatkan pendapatannya
.


Dalam lingkup kehidupan, bukankah sebagian besar dari kita juga memiliki
Sikap seperti orang pertama itu ?

Saat kita menghadapi masalah, kita selalu mengeluh mengapa kita yang
`kecil' ini mendapat masalah seberat itu.

James Gwee dalam Ultimate Power Motivation di Senayan kemarin mengatakan,
BAHWA
YANG MENJADI POKOK PERSOALAN BUKAN BESAR KECILNYA
MASALAH, TAPI BESAR KECILNYA VALUE ANDA
.


Begitu value anda ditingkatkan, maka masalah tersebut akan menjadi kecil di
mata
anda. Bukankah anda saat ini sudah sangat mahir makan dengan sendok dan
garpu,
suatu hal yang menjadi masalah besar saat anda berusia dua tahun ?

Dan bukankah anda saat ini sudah sangat mahir bermain internet, sehingga
anda
bisa ikut milis dan membaca newsletter ini, suatu hal yang mungkin sangat
asing
dan sukar beberapa tahun yang lalu ?

Sayangnya, di dunia di mana kita tinggal ini, tidak semua orang mau
berusaha
untuk meningkatkan value di dalam diri mereka.

Daripada berusaha capek-2 meningkatkan value, mereka lebih memilih
untuk `menetapkan standard' mereka sendiri terhadap dunia ini.
Sebagai contoh, ada dari mereka yang mungkin berkata ,"Karena
kemampuan bahasa Inggris saya jelek, saya jadi tidak tertarik membaca
buku bahasa Inggris. Kalau ada terjemahannya, mungkin saya mau baca"..
Standard bahasa Inggris mereka sudah dipatok di nilai tertentu, dan
daripada meningkatkan value standardnya, mereka lebih memilih buku
terjemahan yang `lebih sesuai' dengan standard mereka. Di sisi lain,
ada juga mereka yang berusaha `meningkatkan value' standard mereka
dengan memaksa diri membaca buku bahasa Inggris sambil membuka-2 kamus.

Tidak ada yang salah dengan pilihan anda, apakah mau mematok
standard atau meningkatkan standard value anda. Ini semua hanyalah
pilihan anda pribadi dalam hidup.

Hanya saja,
apabila anda mematok standard anda di satu titik tertentu,
jangan mengeluh terhadap kerasnya kehidupan dan masalah yang datang
kepada anda. Ingat, bukan besar kecilnya masalah yang menjadi pokok dalam
kehidupan ini, tapi besar kecilnya value anda.


Dan ada satu prinsip yang luar biasa yang dikatakan oleh Andrie Wongso
tentang hal ini,
"KALAU ANDA KERAS TERHADAP DIRI ANDA, MAKA
KEHIDUPAN AKAN LUNAK KEPADA ANDA. SEBALIKNYA APABILA ANDA
LUNAK KEPADA DIRI ANDA, MAKA KEHIDUPAN AKAN KERAS KEPADA
ANDA".
Jadi, lakukan pilihan yang terbaik, dan dapatkan hasilnya.

Sukses untuk anda !


Claudia S

Merdeka!! Tepat di hari Minggu, 17 Agustus 2008, hari kemerdekaan RI ke 63, saya diundang talkshow di Malang bersama Y.M. Uttamo Mahathera. Topik talkshow kali ini mengenai pengembangan potensi diri. Nah, ide menulis artikel ini muncul di tengah serunya acara tanya jawab yang dihadiri lebih dari 600 peserta.

Judul artikel ini mengatakan bahwa ada lima kekuatan yang bisa digunakan untuk mengembangkan potensi diri. Apakah lima kekuatan itu? Ini yang akan saya jelaskan secara urut di artikel ini.

Pertama, yaitu Kekuatan Keyakinan atau The Power of Belief. Mengapa harus dimulai dengan Kekuatan Keyakinan? Keyakinan adalah fondasi untuk melakukan apa saja. Kita baru akan bertindak bila kita merasa yakin mampu melakukan sesuatu. Jika tidak yakin maka upaya yang kita lakukan akan dikerjakan dengan setengah hati. Dan kita tahu, apapun yang dilakukan dengan setengah hati, tanpa kesungguhan, maka hasilnya pasti tidak akan pernah maksimal. Seringkali upaya kita, jika diawali dengan perasaan tidak yakin, akan berakhir dengan kegagalan.

Yakin pun ada syaratnya, tidak asal yakin. Yakin yang saya maksudkan di sini adalah yakin yang berlandaskan kebijaksanaan dan akal sehat. Tidak asal “yakin” dan “ngotot”.

Mengapa harus dilandasi kebijaksanaan?

Ya, karena yakin ini sebenarnya ada tiga macam. Pertama, yakin yang hanya bermain di level kognisi atau pikiran sadar. Kedua, yakin yang bermain pada level afeksi atau pikiran bawah sadar. Ada lagi yakin yang tipe ketiga yaitu yakin yang “ngaco” alias “ngawur”. Yakin tipe ini adalah yakin yang berlebihan atau overconfident tapi tidak ekologis.

Yakin tipe ketiga ini sangat berbahaya. Ini ada satu cerita nyata. Kawan saya pernah bercerita bahwa ada seorang kawannya, sebut saja Bu Yuni, yang setelah mengikuti suatu pelatihan motivasi, menjadi begitu semangat dan menjadi sangat-sangat yakin bahwa ia akan bisa sukses dalam waktu yang sangat singkat dan mudah.

Sepulang dari pelatihan itu Bu Yuni dengan “haqul yaqin” (sangat yakin) memutuskan bahwa ia dalam waktu maksimal 3 (tiga) bulan akan menjadi orang kaya dan akan berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp. 3 Miliar. Benar, anda tidak salah baca, 3 bulan untuk Rp. 3 miliar. Ck.. ck… ck… sungguh dahsyat sekali.

Kekuatan kedua untuk mengembangkan potensi diri adalah dengan Kekuatan Semangat atau The Power of Enthusiasm. Yang menjadi komponen atau bagian dari Kekuatan Semangat adalah konsistensi, persistensi, kegigihan, atau whatever it takes.

Tindakan yang dilandasi dengan suatu keyakinan yang teguh, bahwa kita pasti bisa berhasil, pasti akan dilakukan dengan penuh semangat. Semangat ini sebenarnya adalah motivasi intrinsik atau dorongan bertindak yang berasal dari dalam diri kita. Kekuatan Semangat ini yang membuat seseorang akan terus mencoba walaupun telah gagal berkali-kali. Kekuatan Semangat ini yang mendasari peribahasa “Tidak ada yang namanya kegagalan. Yang ada hanyalah hasil yang tidak seperti yang kita inginkan”, “Winners never quit. Quitters never win”, “Tidak penting berapa kali anda jatuh, yang penting adalah berapa kali anda bangkit setelah anda jatuh.”

Kekuatan Semangat ini yang menjadi pendorong Thomas Edison untuk terus mencoba walaupun ia telah berkali-kali “belum berhasil” menemukan bahan yang sesuai untuk membuat bola lampu listrik. Kekuatan Semangat ini pula yang mendorong Harland Sanders untuk terus menawarkan resep ayam gorengnya yang istimewa Kentucky Fried Chicken, walaupun ia telah ditolak berkali-kali.

Nah, bagaimana dengan kisah Bu Yuni? Saya lanjutkan ya ceritanya.

Bu Yuni, dengan bekal keyakinan yang “pasti” dan “kuat” memutuskan untuk menjalankan suatu usaha yang akan menjadi kendaraannya untuk mengumpulkan Rp. 3 miliar dalam waktu 3 bulan. Bu Yuni bekerja dengan sungguh serius.

Kekuatan ketiga adalah Kekuatan Fokus atau The Power of Focus. Fokus berarti kita hanya melakukan hal-hal yang memang berhubungan dengan target yang ingin kita capai. Pikiran kita menjadi sangat tajam, terpusat, seperti sinar laser yang siap untuk menembus berbagai penghalang. Kita tidak akan membiarkan berbagai cobaan atau distraksi membuat pikiran atau kegiatan kita menyimpang dari tujuan semula.

Saat Kekuatan Fokus bekerja kita akan sangat memperhatikan hal-hal detil dalam upaya mencapai keberhasilan. Kekuatan Fokus ini yang mendorong kita untuk menghasilkan master piece.

Sekarang saya lanjut lagi cerita tentang Bu Yuni. Apakah Bu Yuni fokus? Oh, sangat fokus. Begitu fokusnya sehingga ia bisa melihat banyak sekali peluang di sekitar dirinya. Bu Yuni mengajak kawannya kerjasama. Ia bahkan bersedia menanamkan modal yang cukup besar untuk mengembangkan bisnis kawannya karena ia yakin bisnis ini bisa memberikan sangat banyak uang dalam waktu yang singkat. Bahkan saat kawannya, yang selama ini telah menggeluti bisnis itu, mengatakan bahwa tidak mungkin bisa secepat itu perkembangan bisnisnya, walaupun mendapat suntikan dana besar, Bu Yuni tetap yakin, semangat, dan fokus berkata, “Ah, yang penting yakin. Kalau yakin maka segala sesuatu mungkin terjadi.”

Kekuatan keempat adalah Kekuatan Kedamaian Pikiran atau The Power of Peace of Mind. Kekuatan keempat ini sangat penting diperhatikan karena ini merupakan barometer untuk menentukan apakah keyakinan kita terhadap sesuatu itu ekologis atau tidak.

Saat kita yakin, semangat, dan fokus melakukan sesuatu maka kita perlu memeriksa apakah kita merasakan ketenangan baik di pikiran maupun di hati. Jika jawabannya “Tidak” maka kita perlu memeriksa ulang keyakinan kita.

Kita perlu memeriksa apakah keyakinan kita itu sudah benar-benar yakin ataukah lebih karena dorong emosi tertentu, misalnya emosi takut atau keserakahan.

Pada kasus Bu Yuni, ternyata ia sama sekali tidak merasakan kedamaian. Hal ini tampak dalam kehidupannya. Bu Yuni, dalam upaya mencapai targetnya, ternyata tidak mendapat dukungan dari suaminya. Bu Yuni tetap memaksakan kehendaknya. Ia bersikeras bahwa dengan keyakinannya yang pasti ia akan dapat mencapai apapun yang ia inginkan.

Apa yang terjadi? Bu Yuni sering ribut dengan suaminya dan selalu tampak murung dan stress.

Bila keyakinan kita bersifat ekologis, didasari dengan pikiran yang benar dan kebijaksanaan, maka saat kita bekerja keras dan giat untuk mencapai impian-impian kita, pikiran dan hati kita akan tetap merasa tenang, damai, dan bahagia. Ini adalah satu aspek penting yang jarang sekali diperhatikan oleh kebanyakan orang.

Perasaan tenang, damai, dan bahagia merupakan indikasi bahwa apa yang kita lakukan benar-benar kita yakini akan berhasil. Kita hanya tinggal melakukan kerjanya saja dan sukses sudah pasti akan kita dapatkan. Sukses hanyalah efek samping yang pasti akan terjadi.

Kekuatan kelima adalah Kekuatan Kebijaksanaan atau The Power of Wisdom. Kekuatan ini sangat penting karena digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap apa yang telah kita lakukan pada empat langkah pertama.

Dengan menggunakan kebijaksanaan kita dapat melakukan evaluasi dengan baik, benar,akurat, dan tanpa melibatkan emosi. Jika hasil yang dicapai belum seperti yang kita inginkan maka dengan menggunakan kebijaksanaan kita dapat mengetahui permasalahannya dan dapat meningkatkan diri kita.

Jika hasilnya sudah seperti yang kita inginkan maka, dengan menggunakan kebijaksanaan, kita dapat mempertahankan dan meningkatkan pencapaian itu.

Kebijaksanaan juga digunakan untuk memeriksa keyakinan atau kepercayaan yang menjadi langkah awal tindakan untuk mencapai goal. Dengan bijaksana kita dapat memeriksa keabsahan keyakinan kita. Apakah kita sudah benar-benar yakin secara benar ataukah kita sebenarnya tidak yakin tapi memaksa diri yakin karena kita takut?

Bu Yuni ternyata tidak menggunakan Kekuatan Keyakinan dalam mengejar impiannya. Setelah mendengar penjelasan kawan saya secara cukup detil saya akhirnya menyimpulkan bahwa Bu Yuni ini sebenarnya tidak yakin namun ia memaksakan kehendak, tanpa mempertimbangkan kondisi riil yang sedang ia alami, untuk bisa sukses.

Ternyata emosi yang mendorong Bu Yuni untuk “Yakin” adalah ketakutannya akan masa depan. Ia, setelah menghadiri seminar motivasi, menjadi “sangat yakin” dengan apa yang diajarkan oleh si pembicara dan akhirnya menjadi “buta” oleh emosinya sendiri.

Hal ini diperkuat lagi saat Bu Yuni mendapat peneguhan dari mentornya, pembicara tadi, yang mengatakan, “Pokoknya, kalo kamu yakin, maka kamu bisa mencapai apapun yang anda inginkan.”

Pembaca, belief seperti ini, yang menggunakan kata-kata “pokoknya”, yang saya kategorikan sebagai “belief” yang perlu diwaspadai. Belief ini seringkali tidak membumi dan menyesatkan.

Bila kita menggunakan lima kekuatan yang telah saya jelaskan dalam artikel ini maka dengan bekal yakin, semangat, fokus, damai, dan bijaksana niscaya kita akan dapat mengembangkan potensi diri secara optimal.

Adi W Gunawan

Hi Alls,

It is impossible for you to see other than the contents of your consciousness

Kemarin malam saya ke Jogja dengan bus malam sekitar jam 24.00. Sambil terngatuk-ngantuk di dalam bus yang melaju kencang saya merenung. Momen seperti ini yang biasa saya manfaatkan untuk melakukan indepth thinking terhadap berbagai hal.

Nah, malam kemarin saya berpikir mengenai korelasi antara pikiran (mind), buah pikir (thought), kepercayaan (belief), emosi (emotions), dan perasaan (feelings). Di buku saya menulis bahwa ada lima cara untuk masuk ke pikiran bawah sadar yaitu melalui jalur:

1. Repetisi

2. identifikasi kelompok dan keluarga

3. informasi yang disampaikan figur otoritas

4. emosi

5. kondisi alfa/theta (hipnosis)

Saya lalu berpikir, bagaimana caranya untuk memastikan bahwa suatu program pikiran (thought) telah benar-benar masuk dan diterima oleh pikiran bawah sadar sepenuhnya? Apa indikator yang bisa digunakan untuk menggaransi bahwa program telah diterima dan siap untuk dijalankan oleh pikiran bawah sadar? Maksud saya, apa yang bisa digunakan sebagai suatu acuan standar guna memastikan bahwa program telah masuk, diterima, dimengerti oleh pikiran bawah sadar? Jika dalam konteks terapi saya bisa dengan sangat mudah melakukan pemeriksaan terhadap klien.

Pertanyaan ini sebenarnya adalah pertanyaan peserta seminar yang mengirim email pada saya. Walaupun saya tahu pasti, dengan memenuhi prasyarat tertentu, maka program yang dimasukkan pasti akan masuk ke pikiran bawah sadar, diterima, dan dilaksanakan, namun peserta perlu “diyakinkan” dengan “sesuatu” yang bisa mereka lakukan sendiri.

Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diluruskan mengenai pikiran sadar dan bawah sadar. Selama ini pikiran sadar dianggap sebagai tuan dan pikiran bawah sadar dianggap sebagai hamba yang senantiasa setia melayani tuannya. Ini pandangan yang kurang tepat. Dari pengalaman praktik, melakukan terapi pada banyak klien, saya menyimpulkan satu hal. Saya yakin para hipnoterapis QHI juga mengalami hal ini.

Pikiran bawah sadar bertindak bukan sebagai hamba namun lebih sebagai seorang istri. Jika hamba, bisa diperintah seenaknya dan nggak bisa menolak. Kalo istri… he… he… nggak bisa main perintah. Nah, bagaimana caranya agar istri (baca: pikiran bawah sadar) bersedia melakukan apa yang diminta oleh suaminya (baca: pikiran sadar)?

Caranya simple.Suami harus hormat, cinta, dan menggunakan bahasa yang disukai istrinya yaitu ketulusan plus rayuan. Bawah Sadar juga demikian. Kita tidak bisa seenaknya memerintah pikiran bawah sadar untuk menerima dan melaksanakan perintah. Kita harus bisa merayu dan mengajak pikiran bawah sadar melakukan yang kita inginkan.

Hal ini tampak sekali dalam sesi terapi. Pikiran bawah sadar bisa menolak walaupun yang memberikan instruksi adalah figur otoritas. Masih ingat ada seorang peserta wanita , di SC 13, yang waktu diminta untuk memaafkan ibunya dan tiba-tiba ia menggebrak meja dan berkata lantang, dalam kondisi trance, “TIDAK BISA!!”. Bawah sadarnya menolak.

Seringkali dalam konteks terapi, saat menggunakan teknik Ego State, maka kita tidak bisa memaksakan kehendak kepada Parts. Kita justru membujuk dan merayu Parts untuk bersedia memahami dan menerima apa yang diingikan Part lain.

Nah, kembali pada pertanyaa di atas, “Bagaimana kita bisa tahu kalau suatu program (baca: afirmasi, sugesti, atau visualisasi) telah diterima pikiran bawah sadar sepenuhnya?”

Jawabannya adalah dengan memeriksa perasaan atau feeling. Perasaan adalah satu-satunya cara atau indikator untuk memastikan hal ini. Perasaan ini seringkali orang samakan dengan emosi. Perasaan dan emosi sebenarnya adalah dua hal yang berbeda.

Apapun yang kita pikirkan dengan emosi yang intens dan kita rasakan dengan sungguh-sungguh akan tertanam di pikiran bawah sadar dan PASTI akan termanifestasi dalam realita kita.

Jika kita merasa takut miskin maka kita akan miskin. Why? Karena thought (buah pikir) ini masuk ke pikiran bawah sadar dengan muatan emosi negatif. Sama seperti kalau kita merasa takut gagal.

Melalui perasaan kita memberitahu pikiran bawah sadar bahwa apa yang kita rasakan adalah hal yang benar. Tidak peduli apakah perasaan ini positif atau negatif.

Yang saya maksudkan dengan perasaan adalah apa yang kita rasakan pada tiga aspek dari diri kita yaitu di pikiran, di hati, dan di tubuh fisik.

Emosi bila telah dirasakan, apalagi dintensifkan melalui perasaan akan sangat-sangat powerful.

Perasaan juga merupakan kunci dari keberhasilan afirmasi atau visualisasi. Saat melakukan visualisasi maka kita perlu merasakan bahwa apa yang kita inginkan telah benar-benar terjadi.

Pertanyaannya lagi adalah “Mengapa kita perlu merasakannya?”

Jawabnya adalah karena bila kita bisa merasakannya, di pikiran, hati, dan tubuh, maka hal ini merupakan sinyal kepada pikiran bawah sadar bahwa apa yang kita rasakan itu adalah hal yang “benar”. Dengan demikian akan langsung diterima dan pasti dilaksanakan. Jika pikiran , hati, dan tubuh sudah sinkron maka yang pasti kita rasakan adalah perasaan tenang dan damai.

Saya lalu teringat bunyi dari salah satu “buku” yang pernah saya baca yaitu: “ …. apa saja yang kamu minta dan doakan percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu”.

Percaya atau belief ini susah-susah gampang untuk diketahui. Namun dari pengalaman praktik akhirnya diketahui yaitu paling mudah dengan melakukan pemeriksaan terhadap 3 aspek di atas.

Oh ya, satu hal lagi sebagai penutup sharing ini. Ini berhubungan dengan Aki Psikis. Lanjutan dari prenyataan di atas, saya juga pernah membaca pernyataan ini : “Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang ………………..”

Inti dari pernyataan di atas adalah betapa pentingnya forgiveness atau memaafkan. Dengan memaafkan maka kita telah melepas beban yang selama ini berperan sebagai “lintah energi” yang menghabiskan energi kita. So.. isi hati dengan perasan damai, hening, dan bahagia. Maka semua akan menjadi lebih mudah.

Semoga bermanfaat.

Salam hangat semua.

Adi W.

Dear All,

Menyambung tulisan saya yang lalu dimana saya pernah menyinggung tentang hubungan Hypnotherapy dan NLP dan juga untuk merespon permintaan Vivi Yuliarti (sorry, baru dijawab sekarang yaaa....), maka kali ini saya mencoba untuk menjelaskan hal tersebut. Namun yang ingin saya jelaskan disini lebih kepada aplikasinya untuk meraih impian kita, bukan dasar-dasar teorinya (wahhh, bisa satu buku sendiri untuk ngejelasinnya. .. he...he...he. ...).

Sharing inipun hanyalah hasil perenungan yang saya coba sarikan dari berbagai sumber ilmu yang saya peroleh, seperti seminar/workshop yang saya ikuti diantaranya SC BaMM, Kelas 100 jam Hypnotherapy Pak Adi, Sertifikasi Practitioner NS-NLP, juga dari beberapa buku termasuk buku-bukunya Pak Adi & Pak Aries, bahkan dari milis Money_magnet yang paling oke ini maupun dari kehidupan yang saya jalani selama ini. Jadi tentunya tulisan ini masih sangat mengharapkan masukan dan respon dari teman-teman, khususnya dari kakek guru kita, Pak Adi W Gunawan dan Pak Ariesandi Setyono.

Ketika mengikuti sesi praktek teknik-teknik terapi di workshop sertifikasi NS-NLP yang saya ikuti, menurut
"kacamata" saya sebagai seorang Hypnotherapist, teknik-teknik terapi yang diterapkan di NLP tersebut adalah sebuah teknik "Waking Hypnosis" (hipnosis yang dilakukan dalam kondisi klien bangun atau tersadar). Karena pada saat terapi berjalan hampir sebagian besar "klien " akhirnya masuk ke kondisi "Trance" dan sugesti yang disampaikanpun diterima dengan baik. (Ingat, kondisi "Trance" atau "Hipnosis" tidak ada hubungannya dengan klien bangun atau tertidur atau apakah klien membuka mata atau menutup mata, karena definisi "Hypnosis" yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Amerika adalah "tertembusnya Critical Factor yang diikuti dengan diterimanya sugesti tertentu").
Jadi, menurut hemat saya, teknik-teknik terapi yang diterapkan di NLP adalah suatu teknik terapi yang juga menggunakan hipnosis sebagai basisnya (dimana teknik induksi yang digunakan di NLP, menurut kesimpulan saya adalah "Emotionally induced induction"). Hanya bedanya dengan teknik Hipnoterapi adalah pada teknik hipnoterapi (khususnya yang diajarkan oleh Pak Adi W) bisa diukur tingkat kedalaman "trance" seorang klien untuk keperluan terapi, sehingga terapi bisa berhasil dengan baik. Sementara pada teknik NLP (dan juga pada beberapa teknik hipnoterapi diluar yang diajarkan Pak Adi W) tidak ada "teknik" untuk melakukan hal ini. Sehingga tidak heran apabila Richard Bandler/John Grinder mengatakan bahwa apabila teknik NLP dilakukan pada keadaan "Hipnosis" (tentu, maksudnya kondisi "hipnosis" yang cukup dan bisa dipastikan kedalamannya) , maka hasilnya akan lebih dahsyat lagi.

Wahhh, koq malah bicarain teori yaahh, bukannya bagaimana aplikasi nya pada pencapaian impian ... ???, he...he...hee. .., sorry dehhh..., tapi paling tidak sudah mulai jelas kan hubungan antara hipnoterapi dan NLP..., atau malah semakin bingung ... ???!!!. Mudah-mudahan makin bingung, karena bila semakin bingung berarti anda semakin penasaran ... he... he... he...

Sekarang bagaimana aplikasi NLP yang dikombinasikan dengan hipnoterapi dalam upaya mewujudkan impian-impian kita ... ???!!!.
Ok, saya mencoba menjelaskan hal ini sebagai seorang hipnoterapis yang juga sekaligus seorang Praktisi NLP (narsis.... nggak, sihhh... ???).
Kita mulai dari 5 langkah mencapai impian yang sudah tidak asing lagi di telinga teman-teman, yaitu :

  1. Impian (yang personal & bermakna)
  2. Yakin
  3. Syukur
  4. Pasrah
  5. Doa

1. Impian (yang personal & bermakna)
Saya ingin menekankan arti impian yang bermakna disini (kalau arti personal sudah jelas, khann...). Impian yang bermakna adalah suatu keinginan yang benar-benar melibatkan seluruh indra (penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan) dan perasaan (emosi & suasana hati) anda. Jadi pada saat anda menentukan sebuah impian/keinginan (goal setting), pastikan seluruh diri anda (fisik, emosi dan perasaan) terlibat. Resapi betul apa yang anda lihat, anda dengar, anda cium dan anda kecap serta emosi apa yang muncul pada saat anda membuat goal setting, juga pada saat membayangkan goal setting menjadi kenyataan maupun tidak. Lakukan hal ini dengan cara berbicara dengan "parts" anda("self talk"). Dalam teknik NLP ada cara untuk membuat goal setting yang menurut saya, cukup powerful apalagi jika dilakukan dalam kondisi "deep", pasti lebih dahsyatt... (ingin sekali rasanya segera membagi teknik ini kepada teman-teman, karena akan lebih jelas jika langsung dipraktekan) .
Apabila pada saat menyusun goal setting maupun pada saat membayangkan impian ini terwujud anda tidak merasakan apapun dan emosi anda datar saja, begitu juga ketika membayangkan impian anda tidak terwujud reaksi yang muncul juga sama
(kalau berhasil yaa syukur, kalau nggak berhasil ..., yaaa... nggak apa-apa), itu artinya impian/keinginan yang anda buat tidaklah terlalu bermakna, sehingga tidak heran apabila Subconscious anda tidak terlalu meresponnya. (Perlu diingat, bahwa emosi yang muncul karena tidak tercapainya sebuah keinginan yang kuat dengan perasaan pasrah adalah dua hal yang berbeda).
So, pastikan impian yang dibuat adalah betul-betul yang dilandasi dengan niat/intention yang sangat kuat, kalau perlu mulai dari menselaraskan dulu
"believe & Value" anda.

2. Yakin
Untuk hal ini, semuanya sudah jelas yaa....

3. Syukur
Perasaan bersyukur adalah salah satu "tools" yang sangat powerful untuk mengisi aki psikis kita, sehingga energi listriknya menjadi sangat kuat untuk menarik apapun yang kita impikan dari alam semesta kedalam diri kita. Namun perasaan bersyukur yang seperti apa ???
Didalam konsep NS-NLP, hal yang paling ditekankan adalah pemberian makna atas segala ucapan, perasaan dan bahkan tindakan kita. Jadi, tidak hanya impian saja yang harus bermakna, tapi Rasa bersyukur
kita pun harus bermakna.
So, perasaan bersyukur yang bermakna itu seperti apa ... ??? dan bagaimana mewujudkannya ... ???
Perasaan bersyukur yang bermakna adalah pemberian makna pada ungkapan rasa syukur kita dengan melibatkan seluruh aspek diri kita, baik itu Indra
(penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan) kita maupun Perasaan (emosi & suasana hati). Jadi ketika memaknai rasa bersyukur, kitapun akan berdialog dengan"parts" kita, tentang apa yang kita lihat, dengar, cium dan kecap serta yang kita rasakan ketika kita bersyukur ... ????.
Waahhhh... ribet amat siihhhh,, dikit-dikit tanya sama
"Parts" ... repot lhaa... yauuuwwww... . !!!. Yaaa....nggak laaahhhh, masa yaaa...nggak donk.
Sebetulnya hal ini sangat praktis dan simpel banget ngejalaninnya. .., selama anda buang jauh-jauh persepsi yang mengatakan bahwa :
"yang namanya ngobrol dengan "parts" khann ..., harus rileks dulu, harus tutup mata dulu.... bla...bla... bla...." .(ingat kata-kata Pak Adi, bahwa relaksasi fisik tidak sama dengan relaksasi pikiran dan yang paling penting adalah relaksasi pikiran).
Kita bisa berbicara dengan "parts" kita, kapanpun kita mau bahkan pada saat kita sedang beraktivitas sekalipun. Pada saat kita melakukan "self talk", pada dasarnya kita sedang berbicara dengan bagian dari diri kita.

Baiklah, saya beri sebuah contoh, bagaimana memaknai rasa syukur dengan melibatkan seluruh aspek diri kita (fisik, emosi dan perasaan).
Misalnya kita ingin bersyukur karena sampai detik ini, masih bisa makan tiga kali sehari dengan lauk pauk yang sangat nikmat. Langkah-langkah yang dilakukan untuk memaknainya adalah sebagai berikut :

  • Rasakan emosi yang muncul atas rasa bersyukur tentang makan ini (misalnya bila dibandingkan dengan orang-orang yang untuk makan sekali sehari saja tidak bisa)
  • Sebelum kegiatan makan dilakukan, terlebih dulu beri makna tentang makan tersebut (sebaiknya maknanya diselaraskan dengan impian kita). Misalnya, salah satu tujuan makan adalah untuk proses metabolisme tubuh agar menghasilkan tenaga yang dibutuhkan untuk beraktifitas sehar-hari. Oleh karena itu pada saat melakukan suapan pertama , kita bisa memaknai rasa syukur atas makanan itu dengan mengucapkan kata-kata sebagai berikut : "Yaa Tuhan, terima kasih atas segala karuniaMU ini, aku yakin makanan ini tidak hanya menguatkan fisikku, tapi juga menguatkan semangat dan keyakinanku dalam menggapai apa yang kuimpikan"
  • Libatkan indra dan perasaan anda sambil melakukan "self-talk". Pada saat anda merasakan nikmatnya empal daging yang dimasak istri tercinta anda, bayangkan impian anda tercapai dan sampaikan pada "parts" anda, rasa nikmat ini. Begitu juga ketika anda mencium harumnya sayur sop yang masih hangat atau mendengar nada-nada indah ketika sendok anda beradu dengan piring, juga emosi anda yang muncul ketika anda tahu bahwa diluar sana masih banyak orang-orang yang untuk makan sekali sehari saja nggak bisa, sampaikan itu semua ke "parts" anda. (tapi dalam hati aja yaaa...., soalnya entar disangka orang gokil lagi...., ngomong sendirian... he... he... he ....). Pada awalnya, mungkin agak kikuk untuk melakukan hal ini, tapi percayalah sekali anda melakukan ini, maka selanjutnya kegiatan makan anda (atau apapun juga kegiatan yang anda lakukan dengan cara ini) akan menjadi sebuah kegiatan yang sangat mengasyiekan.


Contoh lain kegiatan sederhana yang bisa anda syukuri dan bisa anda beri makna yang akan mendukung tercapainya impian anda, misalnya kegiatan mandi anda sehari-hari (wahhh, masa mandi aja bisa menjadi bermakna seeehhhh..., menunjang tercapainya impian lageee .... ???!!!....).
Why not... !!!, yuuukkk, kita coba bahas langkah-langkahnya :

  • Emosi yang muncul dari rasa bersyukur atas mandi ini adalah, kemudahan mendapatkan air. Apalagi bila dibandingkan dengan saudara-saudara kita yang harus antri air, bahkan ada yang menggunakan air kotor untuk mencuci, mandi bahkan memasak !!! akibat kekeringan yang berkepanjangan. Bisa dibayangkan khaann.... emosi yang muncul ......
  • Maknai arti mandi. Salah satu tujuan mandi adalah untuk membersihkan segala kotoran dari tubuh kita. Jadi, pada saat mengguyurkan air ketubuh kita, kita bisa bilang pada "parts" kita : "Dengan membersihkan badanku ini, berarti aku juga membersihkan seluruh pikiran dan emosi negatip yang masih ada di diriku ini, yang hanya merugikan aku dalam mencapai semua yang aku impikan. Dengan bersihnya tubuhku, bersih pula niat dan keinginanku. Terima kasih, Tuhan".
  • Kemudian kita menyampaikan pada "parts" kita, semua yang kita rasakan, lihat, dengar dan cium ketika mandi. Segarnya air, harumnya sabun wangi atau suara gemericik air yang khas. Dimana kita me "Metafora" kan itu semua sebagai perwujudan tercapainya impian kita. that's clear ... ???

Masih banyak kegiatan sehar-hari kita yang bisa kita lakukan dengan cara seperti diatas, misalnya aktivitas dikantor, mengendarai kendaraan dan lain sebagainya. Percaya dehh, kalau ini anda lakukan secara kontinyu, maka seluruh kegiatan didalam hidup anda akan sarat makna dan menggairahkan.
Sudah jelas atau makin bingung ...???!!!... mudah-mudahan makin bingung..

4. Pasrah
Keliatannya yang ini juga sudah jelas yaaa. Karena sudah banyak suhu yang menjelaskan hal ini. Dimana intinya, kita tidak boleh sedikitpun melekat dengan apa yang kita impikan/inginkan. Apapun hasil yang nantinya kita dapatkan itu pastinya adalah yang terbaik yang sudah ditetapkan Tuhan untuk kita. Karena Dia Maha Mengetahui, Maha Adil, Maha Pemurah dan Maha menyayangi hamba Nya.
Tapi, yang perlu diingat adalah pasrah bukan berarti putus asa, bukan berarti menyerah sebelum melakukan yang terbaik yang bisa dilakukan. Jadi, kalau kita tetap
"gregetan" bahkan agak kecewa apabila impian kita belum tercapai, itu bukan berarti kita tidak pasrah. (Tapi, jangan lupa untuk segera menetralisir emosi kecewa ini, misalnya dengan EFT, self talk, salurkan ke bumi dan sebagainya).
Lalu, kapan kita tahu waktunya untuk pasrah... ??? atau dengan kata lain kapan kita tahu bahwa yang kita peroleh adalah yang terbaik untuk kita walaupun mungkin tidak sesuai dengan apa yang kita impikan ..... ???!!!...
Yaaahhhh, nggak usah dipikirin... ., itu semua akan terjawab oleh hati nurani masing-masing ..... yakini dan rasakan saja ......, semuanya akan terjawab dengan sendirinya.. ....(ada yang bilang, kalau tanya-tanya terus berati belum pasrah dooonnnggg.. .)

5. Doa
Kalau untuk yang ini, saya yakin semua sudah jelas sejelas-jelasnya.

Demikian yang bisa saya sharingkan, semoga bermanfaat.
Kepada Pak Adi W Gunawan dan Pak Ariesandi, saya mohon maaf atas kelancangan saya ini. Bukan maksud saya untuk me
"ngutak-ngatik" 5 prinsip yang telah bapak berdua jelaskan di buku bapak, tapi ini hanyalah ungkapan rasa kagum dan terima kasih saya kepada bapak berdua, yang telah menyampaikan 5 prinsip ini kepada masyarakat, sehingga banyak yang tercerahkan, termasuk salah satunya adalah saya.
Saya begitu terinspirasi dengan ke 5 prinsip ini, dimana saya selalu mencoba memikirkan dan merenungkannya, sehingga munculah pemikiran seperti yang saya tulis diatas. Mohon masukan dan diluruskan apabila kata-kata saya ada yang salah. Terima kasih.

Salam berkelimpahan,

Johan,
CHt,NLP-Pract.

*"Pada saat keluar rumah di pagi hari, kita sendirilah yang menentukan
apakah hari itu akan jadi baik atau buruk, menjadi sukses atau gagal,
menjadi positif atau negatif, karena tergantung bagaimana kita mengarahkan
hati dan pikiran kita sendiri." *

*~~ Eko Jalu Santoso ~~ *

* *

* *

*Hutama adalah seorang kepala cabang sebuah Bank swasta nasional di Jakarta.
Dia seorang pria energik yang selalu dalam semangat baik dan selalu memiliki
hal positif untuk dikatakan kepada orang lain. Sebagai seorang kepala
cabang, Hutama pernah di tempatkan di beberapa cabang di kota lain,
diantaranya di Bandung dan Surabaya sebelum akhirnya pindah di ke cabang
Jakarta Pusat. Dan di setiap cabang, Hutama diterima dengan baik dan
mendapatkan dukungan dari, para karyawannya. *

* *

*Dia adalah seorang motivator alami. Maka tidak heran kalau setiap cabang
Bank yang dipimpinnya selalu meraih prestasi kinerja yang tertinggi.
Karyawannya menyenangi dan mendukungnya. Nasabahnya merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan, sehingga selalu kembali dan kembali. Sebagai
seorang pimpinan cabang, dia selalu hadir untuk karyawannya, baik ketika
karyawannya sedang mengalami hari yang buruk maupun hari baik. Ketika
mengalami hari yang buruk, dia selalu ada di sana untuk memberitahu karyawan
tersebut bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang tengah dialaminya.
*

* *

*Banyak orang penasaran dengan sikapnya yang selalu positif dan energik.
Seorang rekannya yang penasaran bertanya kepadanya, "Saya sangat heran,
bagaimana mungkin seseorang dapat selalu berpikiran positif sepanjang waktu.
Bagaimana kamu dapat melakukan hal itu? " *

* *

*Hutama menjawab, "Tiap pagi aku bangun dan berkata pada hatiku, aku punya
dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih untuk ada di dalam suasana yang baik
atau memilih dalam suasana yang buruk. Aku selalu memilih dalam suasana hati
yang baik. Setiap kali kejadian menimpaku, aku dapat memilih untuk menjadi
korban yang menderita atau memilih mengambil Hikmah dan belajar dari
kejadian itu. Aku selalu mengarahkan hatiku untuk memilih mengambil Hikmah
dan belajar dari kejadian tersebut. Setiap ada seseorang yang menyampaikan
keluhan, aku dapat mengarahkan hatiku untuk memilih menerima keluhan mereka
atau aku dapat mengambil sisi positifnya. Aku selalu mengarahkan hatiku
untuk memilih mengambil sisi positifnya." *

Mengarahkan hati pada sisi pilihan posisitf terbukti akan selalu
menghasilkan pikiran positif. Pikiran yang positif akan menghasilkan sikap
yang positif setiap harinya. Sedangkan sikap positif akan menghasilkan
tindakan-tindakan positif dan melahirkan dukungan yang positif mengalir dari
orang-orang sekitar kita.

Manusia memiliki kebebasan hati untuk memilih, apakah akan mengarahkan hati
mengikuti kekuatan positif atau mengikuti kekuatan negatif. Apakah
mengarahkan hati memilih kekuatan positif atau nilai-nilai
*"spiritualisme" *atau memilih kekuatan negatife atau pengaruh
*"materialisme" . *Apakah mengarahkan hati memilih keberhasilan atau memilih
kegagalan.