pikiran bawah sadar

Saya banyak chatting sama peserta milis ini, baik yang sudah ikutan Supercamp maupun yang belum. Banyak banget masukan yang saya dapet dan banyak juga saran yang saya kasih. Dari sini saya bisa mengambil beberapa kesimpulan.

Pertama, untuk semua yang BELUM ikutan Supercamp. Seperti saya dulu, adalah wajar kalau memiliki HIGH EXPECTATION terhadap Supercamp ini. Apalagi mengingat harganya cukup tinggi, meski masih termasuk murah menurut saya pribadi (melihat hasilnya yang malah melebihi ekspektasi saya). Hanya, lebih baik tetap berpegang pada prinsip bahwa apa yang diajarkan di Supercamp nanti adalah "tools" atau alat ungkit kita menuju sukses (kaya). Ada yang berpikir bahwa HANYA dengan ikutan Supercamp, dalam SEKEJAP kalau perlu sehari sudah jadi konglomerat hehehe...(meski ada aja sih yang dengan segera dapat proyek gede, bahkan sebelum ikutan Supercamp kayak Pak Bambang di Mataram, cuma baca buku BaMM aja) Itu semua tergantung Anda, mau sedahsyat apa perubahan hidup Anda setelah Supercamp, tergantung dari bagaimana cara Anda menggunakan tools yang didapat dari Supercamp.

Asal Anda konsisten dan mau menggunakan yang Anda dapat, pasti ada kemajuan dalam hidup Anda. Dan untuk saya pribadi, kemajuannya sampai GAK BISA direm. Otomatis juga soal uang. Sekarang ini setiap saat saya merasa tedorong melakukan sesuatu, pasti deh saya langsung dapet hasil. Entah calon nasabah potensial, bisa juga calon agen potensial. Jadi, fokusnya pada DIRI ANDA sendiri, bukan pada Supercamp.

Kedua, ada peserta Supercamp yang setelah pulang Supercamp itu dia gak ngapa2in. BETUL, apa yang diajarin di Supercamp sama sekali gak dipake. Alhasil meski kondisi mental dia lebih baik karena sudah ditherapy waktu Supercamp, level energy dan kemajuannya kalah sama yang belum ikutan Supercamp tapi rajin menerapkan metode buku BaMM dan dengerin Audio CD Brainwave. Ada yang tanya sama saya, " Pak Rudi kok kemajuannya DAHSYAT banget sih? Emang ngapain aja?" Ehm ehm saya cuma mau bilang bahwa meski saya sudah merasakan apa itu ENLIGHTENED, semenjak saya merasa "lahir kembali" apa yang saya dapat hanyalah permulaan dari perjalanan menuju suatu tingkatan yang lebih tinggi dan dahsyat dalam segala aspek di kehidupan saya. Kebayang gak? Baru mulai aja udah kayak gini berubahnya. Ke depannya, segala aspek dalam kehidupan saya semakin hari semakin meningkat dengan cepat dan dahsyat ^_^

Yang saya lakukan sehari-hari:

1) Rileks

2) Tersenyum (buat yang merasa jarang senyum *ayo ngaku*, LATIHAN aja kalo pas mandi, lama2 juga biasa hihihi...)

3) Berdoa dengan tulus dan penuh syukur (enggak, gak sampe tiga jam kok hehehe....selama hati saya mau aja waktunya)

4) Masuk kondisi alpha-theta sesering mungkin. Tiap saya kepengen, saya pasti langsung masuk deh. Semakin lama semakin cepat saya masuk karena sering saya lakukan, sekarang ini cuma tarik napas dalem aja, sudah langsung alpha. Enak banget loh ^_^ saya jadi sering "bercakap-cakap" dengan diri saya sendiri.

5) Selalu menjaga level energy (ini mudah, tinggal lakukan hal yang menyenangkan aja. Baca hal2 yang membangkitkan semangat dan senang, olah raga, selalu sabar dan tenang *saya kasih tahu rahasia, saya DULU mudah marah dan sensitif banget loh. Sekarang, saya bisa dengan mudah kembali tenang*)

6) PASRAH, ini AMAT SANGAT PENTING SEKALI. Banyak dari kita yang sering MEMAKSAKAN keingingan dan harapan kita. Seringkali kita selalu pake kata HARUS. Wah ini kesombongan terhadap Tuhan loh, hati-hati. Bukan kita yang punya hak menentukan kapan kita dapet dan sebesar apa kita dapet. Kita hanya menyatakan KEINGINAN kita dan berharap kepada-Nya. Mau dapet ini ATAU sesuatu yang lebih baik lagi. Jadi kita ga pikirin dapet apa enggak, kalo ga dapet pasti dikasih sesuatu yang lebih baik lagi.

7) ACTION, kalo dapet ilham atau dorongan melakukan sesuatu, segeralah lakukan. Dengan demikian kita akan melakukan dengan tulus dan tanpa paksaan. Hasilnya akan bagus dan menyenangkan saat kita melakukannya. Kalo dipaksa2, JANGAN deh. Rasa terpaksa kita akan sampai ke orang lain. Ini terutama buat orang yang aktif di MLM atau sebagai agent insurance kayak saya. Kalo didorong2 sama leadernya, selama merasa GAK ENAK jangan mau. Tapi kalo SENANG didorong2 yo wis. Melakukan sesuatu dengan bahagia dan senang pasti sukses. Melakukan sesuatu karena terpaksa, menghabiskan energy dan bikin capek. Mencapai target juga yang ada hanya kehampaan hehehe....

* Rudi Muliyono

Rahasia Kekuatan Pikiran

By Purnomo Hadi

Kali ini saya mewakili seorang rekan kita yang masih malu-malu untuk menceritakan kisahnya yang luar biasa dahsyat dan membahagiakan. Nama rekan kita adalah Pak Bambang (”kebetulan” ini adalah nama yang sama dengan nama om saya loh-Mo) beliau saat ini tinggal di Mataram.

Awalnya Pak Bambang membaca testimony saya di milis soal efektifnya step-step yang di tulis di buku BaMM (Becoming a Money Magnet) dari membantu saya dapat tempat parkir sampai nasabah saya yang malah menghampiri saya untuk serah terima polis ;-) Kemudian beliau mengirim email ke saya tanya nomor HP dan saya salut sekali beliau telpon dari Mataram ke HP saya dengan rendah hati untuk tanya-tanya soal cara saya menerapkan step-step di BaMM.

Yang saya lakukan hanyalah sharing saja apa yang sudah diajarkan oleh Suhu Adi dan Ariesandi. Saya bahkan terkejut-kejut dengan hasil yang dicapai Pak Bambang dan sangat bahagia mendengarnya. Awalnya menelepon (maaf nih Pak Bambang ;p) saya sering mendengar kata:

“Saya kan IQnya jongkok”
“Saya TIDAK bisa”
“Emang otak saya cuma segitu”

Dan saya hanya bisa mengingatkan bahwa kita adalah apa yang kita pikir.

Hanya selang beberapa hari kemudian saya terima telpon lagi dari Pak Bambang kali ini “bunyi”nya sudah lain:

“Pak Rudi, DAHSYAT banget Pak, saya ikut2an Pak Rudi pake metode BaMM dan mulai nulis buku sukses. Wah, baru kepikir mo nagih utang, orangnya sudah dateng sendiri ke rumah saya (wow, keren banget kan hehehe…) dan pupuk saya laku loh, banyak yang pesan malah sampai indent”

Oh ya, Pak Bambang adalah karyawan di perusahaan IT dan saat ini mulai bisnis pupuk, sesuai target market di dekat tempat tinggalnya. Kemudian “KEBETULAN” demi “KEBETULAN” menghampiri Pak Bambang, termasuk ditawari jadi supplier pupuk oleh perusahaan besar dan pertemuan dengan teman yang jualan pupuknya kurang laku dan berminat untuk jualin pupuknya Pak Bambang setelah ditawari dengan “tak sengaja”(wow, business is starting to flourish)

Yang terbaru, Pak Bambang lagi-lagi ikut-ikutan saya yang juga cuma ikut-ikutan Jack Canfield dalam DVD The Secret :p saya fotokopi berwarna uang 50ribuan terus nolnya saya tambah jadi 50 juta, saya buat dua lembar jadi 100juta (awalnya saya hanya cuma kepengen dapet 50 juta akhir bulan Mei ini, tapi kemudian update 100juta karena dapet feedback dari universe, tapi cerita soal saya ini belakangan aja :p;) Pak Bambang pakai uang 100ribuan dan dibuat jadi 1M.

DAN HASILNYA:

Ya rekan-rekan semua benar ^_^ Pagi ini Pak Bambang SMS saya karena sudah ga sabar mau cerita (tapi saya masih molor hihihi) Akhirnya Pak Bambang telpon dan bilang bahwa dia dapet tawaran proyek senilai 1 MILIAR percis kayak yang dia mau. Detilnya? Tanya aja sendiri sama orangnya hahaha….

Ps: Pak Bambang, terima kasih saya diijinkan bantu ceritain ke milis testimony ini. Saya sangat bahagia melihat Pak Bambang berubah luar biasa dan bahagia luar biasa. Dan satu lagi, tolong jangan panggil saya “young master” saya kan cuma ikut-ikutan Pak Adi dan yang lain-lain terus bagi ke Pak Bambang. Bapak lah yang buat semua ini berhasil ^_^ Selamat ya, ke depannya pasti Pak Bambang sukses besar, kaya-raya, bahagia, sehat sejahtera. AMIN!!! Oh ya, kalo ada cerita yang kurang tepat, mohon dikoreksi ya. Terima kasih!

* Rudy Mulyono

Ilmu Ikhlas dan Ketulusan

By Purnomo Hadi

Dibawah adalah cerita dan tuturan sahabat saya di Jogja. Yang sudah bener-bener menerapkan hukum LOA ini. Penuturan sahabat ini semoga bisa menjadikan Spirit dan hikmah khususnya untuk saya sendiri dan juga Sahabat-sahabat yang lain disini.
(Nama sengaja saya samarkan untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan)

Inilah penuturan sahabat tersebut :

Erwin, teman saya, adalah teman dari Evi yang pada saat itu aku belum mengenalnya. Evi sendiri adalah penggagas ide bisnis sub-stockist.

Singkat cerita, Evi mengalami kesulitan karena salah satu orang sebagai mesin terkuat bisnisnya sedang mengalami cobaan. Puncaknya ketika dia harus mengembalikan uang pada tempatnya dalam waktu 1 hari sejumlah Rp 30 juta. Sampai beberapa renternir yang beriklan di koran di sambanginya, namun dia gagal karena plafon pinjamannya terlalu tinggi. Dia betul-betul hampir putus asa. Jelas sekali hari itu dia menempatkan dirinya yang kebetulan juga membawa beberapa orang temannya ke dalam posisi yang amat terpojok.

Saat itu dia menghubungi Erwin, teman saya. Oleh Erwin, Evi direkomendasikan untuk menghubungi saya.

Kondisi saya waktu itu memang sedang dalam keadaan mempunyai duit mengendap sejumlah yang Evi butuhkan. Namun, tantangan saya pada waktu itu adalah untuk membantu, bukan berbisnis. Mampukah saya memberi bantuan sejumlah Rp 30 juta kepada orang yang baru saja saya kenal, dengan jaminan surat kendaraan yang nilainya tidak sampai Rp 30 juta, yang berada dalam keadaan terdesak yang jika dalam ilmu negoisasi bisnis konvensional berarti saya mempunyai bargaining yang sangat besar sehingga sangat bisa untuk mengajukan bunga tinggi.

Sesudah maghrib, Evi & teman-temannya berkunjung ke rumah saya untuk membicarakan pinjaman tersebut. Betul apa yang saya perkirakan, saking bingungnya mereka mengajukan tawaran "Terserah Mas sajalah mau berapa bunganya dari pinjaman ini". Suatu penawaran yang membuat air liur menetes. Limit waktu pengembalian pinjaman yang mereka ajukan adalah sekitar 1,5 bulan.

Saya yang waktu itu sedang `tune' dalam mempelajari berpikir dengan hati, mencoba menerapkan apa yang saya pelajari. Saat logika belum tercerahkan, saya mengira ini adalah bidang bisnis. Jujur saja, sempat terbesit angka persentase bunga yang saya bayangkan. Namun saat hati ikut berpikir, "Oh no, ini bukan bidang bisnis. Kasus ini bidangnya sosial & spiritual".

"Ok, kalau gitu saya berikan pinjaman tanpa bunga. Untuk waktu pengembalian diundur aja jadi 2,5 bulan...tapi jangan telat ya". Evi & teman-temannya terlihat tercengang dengan keputusan saya tersebut. Terlihat sekali perasaan mereka campur aduk. Saya pun hanya bisa berucap dalam hati, "Bismillah, may God beside us".

Dalam proses waktu pinjaman, saya masih dikasih ujian soal ikhlas. Sering sekali pikiran "wah gimana ya kalau nggak ke bayar. Gimana nih kalau dia kabur? Apalagi jaminan cuma surat kendaraan yang nilainya jauh di bawah nilai pinjaman". Itulah ujian ikhlas yang saya rasakan. Akhirnya saya pasrah, "Ya Allah, Engkau yang beri aku rejeki. Yang
menarik rejekiku juga Engkau".

Singkat cerita, tibalah waktu jatuh tempo pengembalian pinjaman. Aku deg-degan waktu itu. Betul-betul aku mencapai titik `dikembalikan saja sudah syukur' tanpa mengharap imbalan `cash back'. Ternyata mencoba untuk ikhlas dengan pasrah tidak semudah yang diteorikan.
"Mas, ini duit yang kemarin kami pinjam. 30 juta ya. Dihitung dulu mas". Alhamdulillah kataku. Aku bersyukur duitku sudah balik. Aku senang telah melewati ujian. Lega...

Sesudah menghitung uang pengembalian pinjaman, mereka mengeluarkan amplop satu lagi berisi `uang hadiah'. Saya lihat isinya dan tertegun, "Subhanallah...kok banyak sekali (menurut ukuran saya)???". Betul, saya merasa `uang hadiah' tersebut `kebanyakan'. Jumlah uang tersebut beberapa kali lipat dari jumlah uang yang pernah terlintas di pikiran saat saya memikirkan bunga pinjaman. Mereka hanya tersenyum, "Mas sudah sepantasnya mendapatkan."

Berkah ketulusan seperti tidak mengenal waktu. Seminggu kemudian aku ditelpon Evi. Dia dan teman-temannya menawarkan investasi sub-stockist dengan return 10% per bulan. Dan singkat cerita kami sepakat. 10% per bulan betul-betul mengalir ke rekening BCA-ku. Sesuai
kesepakatan, jangka waktu 1 tahun kami mengakhiri perjanjian tersebut. Investasiku pun full balik. Jangka waktu 1 tahun uangku berkembang biak 2 kali lipat lebih.

Ini membuat aku sadar bahwa heart focus, positip feeling, membawa pada ketulusan.
Ketulusan membawa pada keberkahan.

Oleh : Jaya Wiharsa

Pertama dan yang utama adalah saya mohon maaf atas keberanian saya menulis LOA dalam Hindu Bali. Menyadari akan kemampuan dan keterbatasan saya untuk mengungkapkan apa yang tersirat dan yang tersurat dalam kehidupan Hindu Bali. Disamping itu juga saya tidak memiliki pengalaman menulis yang memadai.

Terimalah tulisan ini dengan apa adanya, berikut kekurangan saya dalam tulisan ini.

Tulisan ini dibuat untuk membayar hutang, seperti juga keberadaan kita saat ini diyakini oleh Hindu Bali untuk membayar hutang. Hutang kepada siapa?

Hutang kepada Orang Tua yang atas jerih payah mereka dari tiada menjadi ada.

Hutang kepada Pemerintah atas segala kemampuannya kita bisa menikmati negeri ini.

Hutang kepada Guru-guru atas ijinnya kita bisa berinteraksi dan memaknai semua ini.

Hutang kepada sesama Mahluk. (binatang, tumbuhan, manusia) atas toleransi hidup bersama-sama saling isi mengisi kehidupan ini.

Sehingga dalam setiap tindak tanduk yang diharapkan dalam menjalankan hidup ini adalah dengan berterimakasih dan selalu mengembangkan rasa syukur atas apa yang ada saat ini. Karena tanpa hutang yang disebutkan diatas kita tidak ada disini, dan tidak bisa menikmati apa yang ada disini berinteraksi disini dan memaknai pula disini. Bisa saja kita masih dalam gumpalan energi yang berpindah-pindah, berubah-rubah dan berevolusi atau entah apa saja bisa dikatakan sepanjang kita bisa ungkapkan.

Ijinkan saya berterimakasih dari hati yang paling dalam atas semua yang ada saat ini dan juga yang belum ada. Serta yang berkenan membaca tulisan ini.

Dalam keseharian Hindu Bali, cara mengungkapkan rasa terimakasih atas apa yang ada dan diterima saat ini salah satunya dilakukan dengan cara menghaturkan banten saiban. Setiap sehabis memasak di dapur dan sebelum masakannya dinikmati para ibu-ibu pasti membuat banten saiban yang isinya, sejumput nasi putih dalam ukuran kecil kira-kira 1cm x 1 cm (ukuran ini tidak pas bisa berubah sesuai dengan jumputannya) diletakkan diatas daun pisang yang sudah dipotong segi empat ukuran 4cm x 4cm (ukuran dan bahan tidak menjadi suatu standar) dan ditambahkan lauk-pauk yang dimiliki saat itu dalam ukuran kecil juga, bisa diwakilkan pula dengan garam.

Dibuat sejumlah intinya 5 buah dan bisa lebih, tergantung dengan apresiasi pelakunya. 5 banten saiban kecil itu ditempatkan di

- Tempat suci,

- Pekarangan rumah/ Depan rumah

- Tempat Air

- Tempat Api

- Tempat Beras

Tujuannya kita menghaturkan terimakasih dan sekaligus melakukan local inspection onsite pada tempat-tempat yang penting di dalam rumah tangga. Kurang lebih makna doa yang dipanjatkan berbunyi "Tuhanku terimakasih atas apa yang kami terima saat ini, semoga kami bisa terus melakukannya seperti ini dan bahkan lebih baik."

Pada saat kita melakukan itu disertai dengan percikan air suci bersarana bunga, disaksikan oleh dupa wangi dan dilakukan dengan tulus hati, tanpa paksaan ataupun tekanan. Sebagai pembuktian bahwa ritual kecil ini sah dan tidak bermain-main.

Kenapa saya sebut sebagai local Inspection onsite apa yang kita lakukan saat tersebut?

Bayangkang bila tempat suci, pekarangan rumah yang kita miliki kotor atau tercemar, tentu kita harus membersihkannya dulu dari kotoran tersebut, sehingga kita dengan nyaman bisa menghaturkan doa terimakasih.

Bayangkan pula bila persediaan beras tidak ada, Air minum dan persedian air tidak ada atau rusak, begitu pula dengan kompor tempat memasak gasnya habis. Tentu kita tidak bisa memasak untuk keesokan harinya atau membuat kopi/teh untuk nanti. Sehingga pada saat kita melakukan local inspection kita bisa mengamati pula secara sepintas, sambil berdoa terima kasih atas sumber-sumber beras, air dan api yang mencukupi untuk keberlangsungan hidup.

Rutinitas itu pasti terjadi setiap hari untuk kalangan Hindu di Bali. Namun sesungguhnya saya sudah cukup berani membahasakan dengan bahasa yang sederhana. Untuk itu bagi yang bisa menilai ijinkan saya mohon maaf bila ada yang kurang berkenan.

Itu hanyalah hal kecil yang dilakukan umat Hindu di Bali. Ritual upacara lain yang lebih besar dan makin besar mengikuti pola-pola tersebut. Berterimakasih dahulu atas apa yang telah tersedia, kemudian meyakini dan merasakan akan kelimpahan yang diberikan, kemudian meminta melalui doa-doa.

Bali terkenal dengan sebutan Pulau Seribu Pura, dan ada pula dengan sebutan-sebutan lain seperti God of island, The Last Paradise, Paradise on the island dan sebutan lain yang diberikan oleh orang lain. Sebutan itu diberikan mungkin karena banyaknya perayaan-perayaan yang dilakukan seperti:

Perayaan otanan (ulang tahun untuk Manusia Bali) jatuh setiap 6 bulan sekali

Perayaan piodalan di pura-pura ada yang jatuh setiap 6 bulan sekali ada yang setahun sekali. Piodalan adalah hari jadi berdirinya pura tersebut.

Perayaan hari-hari khusus yang disebut sebagai Rerainan seperti bulan purnama (malam yang paling terang), tilem (malam yang paling gelap).

Perayaan hari khusus tumpek, perayaan terhadap hal hal yang berjasa kepada manusia, seperti tumbuh-tumbuhan, binatang dan unsur benda logam dll.

Perayaan perayaan hari suci, seperti Nyepi, Galungan, dan Kuningan.

Sangat banyaknya perayaan perayaan yang dilakukan yang tujuannya mengungkapkan terimakasih atas keberlimpahan yang ada. Hal tersebut terjadi terus menerus sehingga membentuk belief system. Sehingga bila tidak merayakannya seolah-olah ada yang kurang dan ada perasaan tidak nyaman. Bukankah seringnya kita merayakan keberlimpahan juga salah satu cara untuk LOA.

Didalam LOA, dikatakan Ikhlas melakukannya tanpa paksaan, Syukuri dengan selalu berterima kasih, Fokus pada keinginan supaya semua kebutuhan bisa terpenuhi. Kalau di Secret dikatakan ask, believe and receipt, Bukankah kita sudah receipt duluan kemudian kita believe dan kemudian baru kita ask.

Dalam tulisan ringkas ini, begitulah adanya, namun kalau kita mencoba masuk pada satu event saja misalnya otonan(perayaan ulang tahun Bali), akan bisa dibuat dalam kapasitas kecil, menengah dan besar.

Semua perayaan yang ada bisa dibuat dalam kapasitas kecil, menengah, dan besar. Disesuaikan dengan kemampuan dan kadar kejujuran pelakunya. Karena ada kala orang membuat sekala besar namun sebetulnya kapasitasnya kecil. Kenapa hal itu dilakukan? Hal ini mungkin disebabkan oleh keterbatasan pemahaman atau juga memiliki persepsi yang berbeda-beda. Hal ini jarang diperdebatkan tetapi dikembalikan kepada pelakunya masing-masing.

Target/goal LOA Hindu Bali, tidaklah muluk-muluk. Inti target Hindu Bali umumnya Seger, Sadia, Rahayu. Dalam bahasa luasnya:

Seger=Selalu sehat sehingga bisa bekerja dengan baik, bukankah kesehatan itu tak ternilai.

Sadia=Memiliki apa yang layak dimiliki.

Seperti bila saatnya harus punya handphone supaya punya, bila saatnya punya mobil supaya punya, bila saatnya punya pesawat terbang supaya punya. Karena kebanyakan berpikir belum saatnya punya pesawat terbang, maka wajar saja tidak punya. he.. he. he..

Rahayu=perasaan batin selalu dalam kondisi yang tenang dan nyaman.

Punya sesuatu pasti dipikirkan baik-baik, jangan sampai punya mobil mercy tapi tidak bisa memelihara dan bayar pajaknya, Kasihan sama yang punya sehingga bisa menjadi sakit karena memikirkan biaya perawatan mobilnya dan membuat batinnya tidak tenang. Yang menjadi poin adalah bukannya apa yang akan diminta namun apa yang boleh dipinta sehingga tetap tercipta keseimbangan antara batin, tubuh dan alam semesta.

Bukankah Seger, Sadia, Rahayu, ukurannya tiap orang berbeda-beda. Sesuai dengan standar ukuran masing-masing. Bila seorang pengusaha LOAnya berbeda dengan LOA pak tani. Kira-kira begitulah. Apakah Pak Tani boleh memiliki LOA seorang pengusaha? Boleh saja, asal siap menerima apa adanya.

Pandangan saya pribadi kita boleh meminta sesuai dengan kapasitas kita dan kemampuan kita untuk meningkatkan diri. Asalkan jangan serakah. Setiap permintaan memiliki pertanggung jawaban masing-masing.

Sepanjang berkutat dalam Nafsu, Akal dan Pikiran, kita cenderung akan berputar-putar dalam siklus kehidupan. Siklus kehidupan diterjemahkan dengan lahir, hidup dan mati. Bila kita mampu menembus dan menyelami layer yang lebih dalam, kita akan dikenalkan dengan Budi, Cipta dan Sang Jiwa. Muarannya ada pada Kesemestaan. Bahasa mudahnya seperti itu, namun dalam prakteknya sehari-hari kita akan diperkenalkan dengan berbagai pengalaman dengan cita rasanya masing-masing. Itu yang pernah saya dengar dari orang yang dituakan dalam persepsi Hindu Bali.

Bagi yang memiliki kemampuan LOA yang cespleng atau digjaya tak tertandingi, sakti, dll saya pula pernah diperdendangkan lagu judulnya Ede Ngaden Awak Bisa,

Terjemahan bebasnya berbunyi:

Jangan pernah diri merasa serba bisa

Biarkanlah orang lain yang memberikan nama.

Upaya kita sehari-hari bagaikan tukang sapu

Saban hari banyak kotoran yang ada

Bila ada kotoran akan ada kotoran lagi yang tampak.

Walaupun kita mampu membersihkan kotoran itu, masih banyak hal yang perlu dipelajari.

Pendapat saya pribadi, lagu tersebut cocok untuk kalangan tertentu, dan belum tentu cocok untuk beberapa orang, karena bisa menimbulkan apresiasi yang berbeda. Anggap saja sebuah hiburan.

Demikian dan atas kesediaan membaca dan termuatnya tulisan ini saya ucapkan terimakasih. Bila ada rangkaian kata-kata yang tidak nyaman dan menyinggung perasaan, mohon dimaklumi dan dimaafkan. Tidak ada terbersit untuk melakukan itu, tulisan ini sebagai sharing semata, karena saya sedang belajar, khususnya belajar LOA di milis ini. Semoga bisa diterima dengan baik adanya.

BERSYUKUR

By Purnomo Hadi

Dear all,

Luar biasa tulisan bu Ely dan Momo tentang bahagia, sukses, rules, bersyukur dan sharing.
Saya tadinya agak sungkan mau sharing tentang keberhasilan menarik uang, tapi ketika saya cerita ama pak Sjam, maka saya dipaksa untuk sharing. He..he.. terima kasih atas paksaannya pak. Sharing ini terutama untuk menyemangati teman-teman yang belum sukses menarik ..., apa aja deh yang ingin ditarik asal yang baik-baik aja.

Sebelum ikut SC, dalam perjalanan hidup saya, sudah berkali-kali LOA saya berhasil. Namun karena secara teori saya tidak tahu, maka hal itu berlalu saja tanpa banyak saya pikirkan. Setelah ikut SC, saya flash back, terima kasih Tuhan, maafkan saya bahwa saya kurang memaknai dan kurang mensyukuri apa yang sudah saya terima, sekarang saya bersyukur setiap saat, terima kasih Tuhan.

Maaf, ini sharingnya panjang, supaya lengkap.

Saya telaah kembali, apa yang sudah terjadi dan saya sampai pada satu kesimpulan bahwa ketika saya sangat mensyukuri apa yang saya miliki maka disitulah saya diberi lebih. Ini cerita LOA saya sebelum ikut SC. Ketika th 1978 saya mulai bekerja, saya set goal bahwa 5 th pertama saya akan bekerja untuk punya rumah di jakarta, 5 th kedua untuk mobil dan 5 th ketiga untuk travelling. Dan saya mulai menabung. Th 1981, saya patungan dengan kakak saya Rinda, mencicil rumah di Sunter. Senang sekali punya rumah deh (sebelumnya saya kost dr th 76). Th 1982, saya kuliah lagi dan baru 2 minggu kuliah malam, pulang
naik becak, saya ditodong pake clurit. Karena ketakutan saya akhirnya kredit mobil minibus. Th 1989, saya dapat kesempatan ikut suami ke Jepang, Taiwan dan Hongkong.
Jadi ketiga goal saya tercapai, tapi ada catatannya. Ketika dapat rumah dan mobil saya sangat senang dan menikmati betul (= bersyukur), maka hal ini berlanjut terus sampai saat ini saya selalu punya rumah dan mobil. Terima kasih Tuhan atas keberkahan ini.
Namun ketika saya pulang travelling, sambutan orang dirumah kurang enak, dan hal ini sangat mengganggu saya (=tidak bersyukur karena sayapun sempat menggerutu, kalau tau bakal begini saya juga gak mau pergi). Dan travelling saya tidak berlanjut, padahal suami masih terus dapat kesempatan pergi.

Cerita kedua dan ketiga (ini masih sebelum SC) juga sama. Saya sering menyukuri rumah yang saya tinggali di Jonggol, setelah 5 th saya pindah kerumah yang lebih baik. Saya juga selalu mensyukuri mobil kijang saya yang saya pakai selama 11 th. Ketika saya merasa sudah waktunya saya ganti mobil, saya berdoa dengan sungguh-sungguh : Tuhan, saya benar-benar butuh ganti mobil, saya sangat bersyukur bahwa saya bisa jual mobil kijang dan ganti dengan yang lebih baik, namun saya pasrah akan hasilnya. Saya gak berani tentukan mau apa, pokoknya yang lebih baik aja deh. Kira-kira sebulan, ada yang mau beli mobil saya dan saya cari mobil hanya dalam waktu 10 hari dapat sedan vios. Sampai sekarang saya sangat mensyukuri mobil saya ini. Terimakasih Tuhan.

Yang terakhir setelah ikut SC. Saya telaah lagi, ternyata selama ini saya gak pernah LOA untuk uang. Kenyataannya adalah saya punya rumah, punya mobil tapi saya kurang punya uang. Maka saya mulai merubah belief dan rules saya.

Apa yang saya lakukan adalah :

Pertama-tama saya mensyukuri setiap lembar uang yang saya miliki. Setiap kali saya mengeluarkan uang dari dompet untuk suatu keperluan, saya berucap : Terima kasih Tuhan, saya punya uang ini untuk ...dan masih ada sisa uang didompet saya.

Kedua saya membangkitkan rasa kaya dalam diri saya. Saya berucap : Terima kasih Tuhan, saya lebih kaya dari si A misalnya (tapi tanpa rasa sombong lho). Rasa kaya akan menarik kekayaan yang lebih banyak lagi. Itulah sebabnya, orang kaya menjadi makin kaya, sementara orang miskin (terutama yang sering mengeluh) menjadi semakin miskin.
Ketiga, ketika kita membutuhkan/ menginginkan sesuatu yang spesifik, kita harus minta (DOA) yang khusuk, dengan segala kerendahan hati, karena memang diluar kemampuan kita. Tentang doa ini saya rasa teman-teman pasti bisa lebih baik dari saya.
Keempat, saya pasrahkan hasilnya.

Kira-kira sebulan setelah saya menjalankan keempat hal ini, saya tiba-tiba mendapat sejumlah uang yang cukup besar. Saya bersyukur banget dan bertambahlah keyakinan saya bahwa saya bisa menarik uang untuk berbagai keperluan saya. Saya yakin bahwa kedepan saya akan lebih gampang lagi menarik uang dan dalam jumlah yang lebih besar lagi.

Namun ada satu hal lagi yang juga sangat penting bagi saya adalah berderma. Saya melakukan dengan cara yang gampang aja. Ketika isi bensin, misalnya mau isi 200 ribu, saya kurangi misalnya jadi 180 ribu atau 150 ribu, selisihnya dimasukkan kekotak amal yatim piatu yang kebetulan disediakan di SPBU, atau saya beli roti untuk sarapan, kembaliannya saya masukkan ke kotak amal diminimarket tsb. Saya dapat ide ini ketika ikut Indonesia Success Congress dimana ada seorang ibu Jepang yang memperkenalkan konsep Buy 1 Give 1 (B1G1). Sebuah konsep yang luar biasa, semoga suatu hari saya bisa melakukannya.

Jadi bagi teman-teman yang belum berhasil LOA nya, ayolah coba lagi, saya bisa, anda pasti bisa. Rubahlah beliefs dan rules anda. Mulailah dengan bersyukur dan nikmatilah kedamaian yang timbul.

Bagi saya, bersyukur paling gampang melalui kelima panca indera.

Penglihatan. Setiap saya melihat sesuatu yang baik, yang indah, saya berucap: Tuhan terima kasih saya diberi penglihatan yang masih baik untuk menikmati keindahan ini. Pohon bambu yang meliuk-liuk ditiup angin, pohon besar yang berbunga kuning indah atau bahkan bunga rumput dipadang ilalang pun indah.
Pendengaran. Setiap mendengar lagu/musik atau ceramah dan sebagainya, saya berucap : Tuhan terima kasih saya diberi pendengaran yang masih bisa menikmati bunyi-bunyian ini

Penciuman. Setiap kali saya mencium wanginya bunga dihalaman rumah saya atau aroma makanan yang sedap saya berucap : Tuhan terima kasih saya diberi penciuman yang baik sehingga bisa menikmati aroma ini.
Perabaan. Setiap saya menjamah sesuatu dan masih bisa merasakan, saya berucap: Tuhan terima kasih indera perasa saya masih berfungsi dengan baik.
Pencecap. Setiap kali saya makan enak, saya berucap: Tuhan terima kasih saya bisa menikmati makanan ini.
Jadikan pancaindera kita sebagai pintu, masukkan ke pikiran, diulang-ulang (jika perlu set alarm jam/HP untuk berbunyi setiap 1 jam untuk bersyukur) kemudian rasakan dihati. Jika sudah sampai di hati, wah kekuatannya 5000 kali daripada di pikiran. Jika anda melakukan hal ini terus menerus, saya yakin apa yang anda inginkan pasti akan tercapai. Pastikan keinginan anda adalah hal yang baik. Selamat mencoba, sekian dari saya, mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Saya berterimakasih jika teman-teman yang lebih berpengalaman berkenan menambahi atau berkomentar.

Salam sukses LOA,
Winda

Dear All,

Semoga hari-hari kita semua selalu diawali dengan kedamaian dan kebahagiaan, sehingga kita bisa memancarkan energi positip tersebut kesemua orang disekeliling kita (aduhh..., sorry banget jadi sentimentil begini), ini pasti efek dari "Meditasi Cinta Kasih" yang diajarkan oleh Pak Sjahsjam kemarin di acara temu kangen Alumni SC Jakarta yang diadakan di kantornya Ricardo. Wuaahhh, Rrrrrruaarrrr biaza, ne !!!, terima kasih .... terima kasih... Pak sjam atas ilmu yang dibagikan ke kita semua.... Feel good banget...., apalagi waktu nge"Grounding" semua emosi negatip kita, apakah itu Rasa benci, marah, dendam, ketakutan, kecemasan atau apapun itu ke Bumi yang netral ....., hhhmmm,.... legaaaaaa sekali rasanya ...... ploooongggg .... Geeetoooo loohhh.

Sebenarnya saya ingin sharing tentang acara temu kangen kemarin, tapi karena suatu hal, terpaksa topik ini harus diganti..... , Gini ceritanya ..... :
Pada acara temu kangen kemarin, saya sedikit terperangah atas informasi yang Rudi sampaikan bahwa ada anggota milis yang nanya ke dia "koq milis Money-Magnet sekarang jadi spiritual banget... ???, kalau gitu..., namanya diganti ajaa ... !!!.". Tadinya saya nggak begitu mikirin hal ini, karena saya yakin teman kita yang nanya itu pasti cuma becanda. Tapi, jam 03.30 tadi pagi, ketika saya relaksasi kemudian mempraktekan meditasi yang diajarkan Pak Sjahsjam, tiba-tiba ujung kaki sampai ke ujung rambut saya merinding (persis seperti pada saat Pak Rahman cerita yang"seyem-seyem" kemarin) dan ada bagian dari diri saya yang menyuruh untuk segera sharing masalah ini di milis. Karena kita tidak boleh menganalisa subcons kita... yaaa saya ikutin aja kemauannya.

Kini, saat saya didepan PC ini..., saya tercenung... .. "jangan-jangan, memang banyak rekan-rekan milis lain yang berpikiran sama bahwa milis ini benar-benar telah menjadi milis yang bernuansa "Spiritual" (mungkin karena isinya kebanyakan ngomongin soal ibadah atau kebaikan hati/budi pekerti, kali yaaa.. ???), sehingga dianggap tidak lagi menjadi milis yang akan menjadikan kita sebagai seorang Magnet uang (sesuai namanya) atau tidak lagi menjadi milis yang membantu kita meraih impian-impian kita di bidang materi maupun financial ???!!!. Kalau bener begitu, wuaduh, saya jadi nggak enak neehh, soalnya postingan saya banyak juga yang bernuansa seperti itu...(kalau nggak salah, lhoo....). Tapi.... ??? iyyaaa nggak sihhhh, milis ini sudah jadi milis Spiritual !!!???... Gimana menurut teman-teman semua ??? (please, sangat ditunggu komentarnya) .

Tapi, kalau boleh saya sharing tentang spiritualitas (tapi ini hanya pemahaman saya yang sangat sedikit lhooo, jadi mohon dikoreksi apabila saya ngawurrr). Menurut saya spiritualitas adalah kunci dari segala apa yang kita ingin capai dalam kehidupan ini, apakah itu kebahagiaan, kesejahteraan di semua bidang (materi/non- materi), maupun keberkelimpahan, baik di dunia ini ataupun di alam keabadian nanti. Kalau kita lihat di Mekanisme Money Magnet (yang gambarnya diberikan oleh Pak Adi pada saat SC), disitu dijelaskan dengan sangat gamblang bahwa diri kita membutuhkan hal-hal positip (seperti doa, Feel Good, Syukur, pasrah, tempat kedamaian, dll) untuk mengisi tangki energi kita. Namun kitapun harus menghindari hal-hal negatip yang bisa menyedot tangki energi tersebut (seperti iri hati, dengki, dendam, marah, Hopeless, rendah diri, dll), sehingga tangki energi kita tetap penuh dan menjadi magnet yang sangat kuat yang akan menarik semua yang baik di alam semesta ini kedalam hidup kita (seperti sudah dijelaskan juga oleh Pak Sjahsjam kemarin). Kemampuan untuk selalu melakukan hal-hal yang positip dan menghindari hal-hal yang negatip, menurut saya, itulah "Spiritualitas" . Filosofi "Law Of Attraction" (The Secret) pun pada akhirnya bermuara pada spiritualitas (ini menurut saya lhooo, sekali lagi sorry kalau salah).
"Spiritualitas" tidak identik dengan"Ritualitas" . Ritualitas hanyalah bagian kecil dari Spiritualitas, artinya walaupun seorang tampaknya begitu saleh dalam menjalankan "Ritualitas" /ibadah ritual (rajin sembahyang, hapal kitab suci, banyak berderma, bolak-balik pergi ke tempat suci dan lain sebagainya) belum tentu kualitas Spiritualnya bagus. Saya teramat sering melihat contoh seperti ini, yaaa ambil saja kejadian didepan mata kita akhir-akhir ini, bagaimana orang-orang yang harusnya menjadi panutan dan tampaknya saleh dalam menjalankan ibadah ritualnya (apakah dia pemimpin, tokoh masyarakat ataupun tokoh agama), malah melakukan hal-hal yang sangat negatip dan memalukan. Jadi ritualitas tidak identik dengan spiritualitas. Tapi apabila seseorang telah memiliki kualitas spiritual yang sempurna (dengan kata lain, memiliki kecerdasan spiritual), maka sudah pasti kualitas ibadah ritualnya akan sangat baik. Ibarat kata, kalau orang demam tinggi belum tentu dia kena penyakit Thypus, tapi kalau orang kena penyakit Thypus, sudah pasti akan demam tinggi
(waahhh, kagak nyambung, neehhh).

Oleh karena saya merasa kualitas spiritual saya masih jauh dari sempurna, maka saya selalu berupaya untuk selalu & selalu memperbaikinya (Ihsan, kalau orang jepang bilang "Kaizen" ne...!!!). Salah satu caranya adalah berusaha untuk selalu dalam kondisi "Feel Good" kapanpun & dimanapun, karena "Feel Good" adalah produk dari hati/emosi yang tertata dengan baik sementara langkah-langkah untuk menata hati (manajemen Qalbu) selalu berhubungan dengan spiritualitas. Dengan kata lain semakin terjaga/tertata hati/emosi kita, semakin meningkat juga kualitas spiritual kita. Kondisi "Feel Good" ini sangat saya rasakan ketika membaca email teman-teman yang penuh dengan kata-kata bijak, kalimat-kalimat indah yang penuh cinta kasih ataupun kisah-kisah hebat dari orang-orang yang memiliki kebaikan dan kebersihan hati. Setiap membaca postingan seperti ini saya merasa " Feeeellll goooooodd, banggettt... ". Oleh karena itu, dalam memposting apapun ke milis ini, saya selalu berupaya menyampaikannya dengan aura yang positip. Barangkali hal inilah yang terkesan menjadikan milis ini seperti pengajian atau perseketuan doa, barangkali lhooo.....

Wuahhh, udah panjang banget nihhh, tapi karena amanat subcons saya harus dituntasin, jadi saya terusin dikit lagi yaaa........ .
Selama ini setiap menyampaikan testimoni dari hasil saya ikut SC ataupun bergabung di milis ini, kebanyakan hanya hal-hal yang bersifat spiritual (seperti feel good, ketemu Sang Bijak, merasa damai dan bahagia banget ataupun keinginan untuk selalu meningkatkan kualitas ibadah, dll) hal ini bukan berarti saya meng"klaim" bahwa saya sudah berada di kualitas spiritual yang prima..., wuuaahhh masih jauhhhh tuuhh, cuma saya yakin banget (Haqqul Yaqin), bahwa peningkatan kualitas spiritual akan berbanding lurus dengan peningkatan kualitas kehidupan (apapun itu, materi dan non-materi.. .., Insya Allah, PASTI !!!), bahkan kalau peningkatan kualitas spiritual adalah deret hitung, maka peningkatan kualitas hidup adalah deret kali (ehhh bener nggak tuh, logika matematikanya ???, pokoknya walaupun perubahan kualitas spiritualnya sedikit, tapi perubahan hidup yang kita alami pasti jauh lebih besar, geettooo maksudnya... .

Sebelumnya mohon maaf kalau saya terkesan pamer/Riya' (semoga Allah mengampuni saya), kalau pada akhirnya, saya menceritakan juga keberuntungan yang terus menghampiri kami, baik secara financial maupun non-financial sejak ikut SC X bulan Nopember 2007 lalu sampai hari ini, yang antara lain :

* Pertengahan Desember 2007, rumah saya yang sudah beberapa tahun ini kosong (karena belum ada yang cocok dengan harga kontraknya, sebab saya memang memasang harga yang cukup tinggi), tiba-tiba dikontrak orang, dengan harga yang saya inginkan bahkan untuk jangka waktu 3 tahun sekaligus (padahal sebelumnya untuk jangka waktu setahun aja susah banget ...!!!???).

* Pada Januari 2008, Visa anak sulung saya untuk studi di USA , yang sempat ditolak pada Bulan Oktober 2007 akhirnya keluar juga. Sekarang dia sedang belajar di Minnesota dan kelihatannya dia "Happy banget" tinggal disana bersama pamannya.
* Juga pada Januari 2008, saya beruntung bisa ikut Workshop TSOM nya Pak Adi W di Sheraton, saya mendapatkan sesuatu yang RRuuarrr biasa di workshop tersebut. (sekarang saya makin yakin, bahwa kita memang memerlukan energi positip untuk membuat tangki energi kita penuh, dan salah satu cara yang mudah adalah berkumpul dengan orang-orang yang memiliki energi positip yang sangat kuat, termasuk teman-teman milis ini. Sudah terbukti pada temu kangen alumni SC Jakarta kemarin, khaannn ...., energinya kuat banget, bo...)
* 14 s/d 16 Februari 2008, saya berbahagia sekali bisa Reseat di SC XI Via Renata sekaligus menemani istri tercinta yang juga saya "sesatkan ke jalan yang benar" he... he...he.... dan disini tangki energi saya menjadi makin penuh aja.
* 8-9 Maret 2008, hari-hari yang tak terlupakan dalam hidup kami berdua, karena kami bertemu dengan orang-orang hebat di acara "Gathering Nasional Alumni SC" di Surabaya (untuk menceritakan hal yang sangat indah ini, sharingnya aja sampai 3 episode, lhoooo ...).
* 18 Maret 2008, lagi-lagi , saya dan istri tercinta pergi bersama (umroh lagi), bahagia yang tak terkira..., apalagi ketika tanggal 20 Maret 2008 yang bertepatan dengan hari lahirnya Nabi Muhammad, kami berdua ada di rumah beliau, yaitu Mesjid Nabawi-Madinah. Indaahhh sekali.... Alhamdulillah.
* Di Bulan Maret 2008 ini juga, jumlah siswa klas I baru sekolah kami (SDIF Al Fikri-Depok) untuk tahun ajaran 2008/2009 nanti, sudah penuh (full booked). Padahal jumlahnya kita naikkan dari 72 siswa (24 siswa/kelas) di tahun 2007/2008 lalu menjadi 84 siswa (28 siswa/kelas) . Sementara tahun lalu kita hanya mendapat 62 siswa klas I baru. (padahal targetnya hanya 72 siswa). Fantastik ... bukan...???
* 17 April 2008, bertepatan dengan ulang tahunnya istri, sawah saya di kampung yang tinggal 1 bidang, laku terjual tanpa proses yang bertele-tele (tadinya saya punya 3 bidang sawah, yang 2 bidang sudah saya jual rugi setahun yang lalu, karena butuh uang). Sawah terakhir ini laku dengan harga cukup tinggi, sehingga keuntungannya bahkan bisa menutup kerugian 2 bidang sawah yang lalu ??? So... !!!, Rrruaarr biaza.
* 26 April 2008, kembali kami beruntung bisa ikut Roadshow TSOM nya Pak Adi W, semakin luberlah tangki energi kita berdua.
* 01 Mei 2008, berkumpul dengan orang-orang hebat di milis ini... Woouuuwww... , daHHsyaaat men....!!!. Teman-teman bisa baca laporan lengkapnya di postingannya "anak saya", Dwi. (sebentar lagi nimang cucu neeehhh,...he. .. he... he...).
* Insya Allah, mulai 03 Mei 2008 sampai sebulan penuh, saya amat sangat beruntung, bisa ikut kelas Quantum Hypnosisnya Pak Adi W.... , BAYANGIN.....!!!, jadi muridnya Pak Adi langsung, Wuaahh, kalau saya susah tuh ngebayanginnya, saking senengnya hati ini..... Alhamdulillah ....33 X.
* Dan yang paling dahhsyattt, adalah hari ini. Pada saat saya bersama teman-teman di kantor, membuat Analisa Penjualan kuartal I Tahun 2008 , ternyata hasilnya adalah sebagai berikut :

1. Omset Penjualan Kuartal I (Jan s/d April) 2008
naik 100 % dibanding periode yang sama Th 2007
2. Gross Profit Kuartal I 2008, naik 100 % dibanding
periode yang sama di Tahun 2007
3. Nett Profit Kuartal I 2008, naik tak terhingga
dibanding periode yang sama di Tahun 2007,
karena pada Jan s/d April 2007, saya bukannya
untung, tapi malah Rugi ...!!!.
(Memang,Tahun 2006 & 2007, adalah masa-masa
yang sangat berat buat bisnis maupun kehidupan
keluarga saya).
Jadi apabila, katakanlah saya untung Rp. 1
juta saja di kuartal I Tahun 2007 itu, maka
kenaikan nett Profit kuartal I tahun 2008
dibandingkan periode yang sama di tahun 2007,
adalah hampir 200 kalinya. Rrruarrrr biasa, saya
tak henti-hentinya mensyukuri karunia ini.

Sekali lagi, tidak ada niat saya untuk pamer atau sombong dengan menceritakan ini semua. Insya Allah , saya hanya ingin berbagi dengan Bapak/Ibu sekalian, tetaplah yakin dengan apa yang sudah didapatkan selama di SC (Effeknya telah bekerja pada semua orang, tanpa terkecuali, tinggal kita mau yakin atau tidak... That's it...!!! ). Teruslah isi tangki energi kita dengan selalu melakukan hal yang positip dan menghindari hal negatip dalam hidup ini (waduuhhh khotbah neehhh, maaf... maaf...maaf. ..). Salah satunya adalah dengan tetap aktif di milis yang "paling oke sejagad" ini ataupun berinteraksi dengan orang-orangnya langsung, sehingga kita selalu mendapat energi yang begitu kuat namun nyaman banget. Kita semua bisa jadi "Presiden Direktur PT. Alam Semesta" milik Tuhan, tapi kita jualah yang memutuskan apabila ternyata kita hanya memilih ingin menjadi "Office Boy" Nya saja.

Akhirul kata, sekali lagi saya mohon maaf, karena postingan ini panjang banget, tetapi karena ini adalah amanah subcons saya (harus tuntas, tidak boleh ditunda-tunda) , yaa... apa boleh buat, harus dituntaskan. ... he...he...he. ..
Semoga ada manfaatnya.. . Aminnn.
Salam bahagia selalu... dan damai senantiasa.

Salam berkelimpahan,

Johan

"Saya adalah Presiden direktur PT. Alam Semesta, apapun hal baik yang saya inginkan di kehidupan ini, baik materi maupun non-materi, semua telah disediakan oleh Sang Pemilik Perusahaan ini." Aminnn.....

Alhamdulilah ya alah sekarang saya sudah bekerja di
goodyear. Sudah empat bulan saya
meloakan nya , sempat merasa putus asa, karena sangking lamanya, alhamdulilah
saya berada di lingkungan yang tepat, setiap hari nya saya membaca buku
pengembangan diri. Dan saya bersukur bisa bergabung di milis lingkar LOA ini.
Sehingga setiap harinya saya mendapatkan inspirasi yang diberikan teman2 milis.

Kurang lebih ceritanya begini. Sejak saya mengenal loa saya
mencoba meloa pekerjaan. saya ingin bekerja di salah satu perusahaan
besar. saya berdoa di waktu solat malam, dan saya meyakin kan diri bahwa doa saya pasti akan terkabul,
dan terbukalah jalan. Ternyata apa yang selama ini saya cari-cari berada di
depen mata, ternyata di sekolahan saya terdapat bursa kerja, pada bulan februari 2007 terdapat banyak
lowongan2 dari perusahaan besar. saya masukan CV saya ke semua perusahaan
tersebut. tapi banyak yang bilang kalau permintaan saya harus spesifik.jadi
saya memilih goodyear Karena Goodyear
perusahaan yang dekat dengan bogor sehingga waktu saya tidak habis di jalan. Tes pertama saya lulus, dan saya
dipanggil untuk tes kesehatan dua minggu kemudian . dan katanya hasil nya akan
di beritahukan dua minggu kemudian, setiap hari saya visualisasikan saya sudah menjadi karyawan goodyear.
Dua minggu berlalu tetapi tidak ada panggilan satu bulan berlalu tetap tidak
ada panggilan, saya mulai frustasi, sempat terpikir untuk, melepas cita2 saya
ini dan menggantinya dengan perusahaan lain. Tapi saya beruntung mempunyai
teman yang hebat , saya menjadi sadar kalau yang terpenting dari LOA adalah
prosesnya, Saya menjadi paham apa artinya iklas, iklas berarti mensukuri apa
yang sudah kita dapatkan, dan menerima baik atau buruk yang akan terjadi. Dan
jika satu jam kemudian atau besok terdapat hal buruk. saya harus menerimanya,
karena ini juga bagian dari proses penciptaan, saya coba merubah hal buruk itu
menjadi baik. Dan hasil nya saya pasrahkan kepada allah, saya nikmati semua
yang hadir dalam hidup saya, dan mencoba melakukan yang terbaik untuk hari
esok.
Setiap detiknya saya berusaha untuk bersukur dengan kata
alhamdulilah, kadang-kadang saya mengucapkannya di dalam hati, begitulah cara
saya untuk selalu berada di kondisi alpha.
Ketika saya berada di kamar. Pada tanggal 4 mei kira2 jam 8
malam saya ditelpon
Pihak sekolah yang menyalurkan pelerjaan bagi para alumni.
Beliau berakta bahwa saya di terima di Goodyear. Alhamdulilah. terimakasih ya
allah engkau selalu mengabulkan apapun yang saya inginkan. Terimakasih mas pane
sudah mau menjadi teman curhat saya. Terimakasih pak michael sudah membimbing
saya selama ini. Terima kasih teman2 milis LOA atas cerita dan artikelnya yang
keren2. terimakasih pa krisna yang sudah mengajarkan SEFT kepada saya ( beliau
adalah guru spiritual saya di bogor).

salam hormat

M.Amriadi Frdaus

Dear All,

Beberapa waktu yang lalu saya mendiskusikan benang merah antara "Hypnosis dan Doa yang dikabulkan" dengan teman yang juga seorang trainer (mohon doanya, semoga niat saya menjadikan materi ini sebagai bahan seminar/pelatihan bisa segera terwujud). Waktu dia bertanya kenapa saya tertarik mempelajari Hypnosis, saya jelaskan bahwa setelah mengikuti pelatihan tentang hypnosis, diri saya berubah menjadi lebih baik secara sangat signifikan. Namun dia menanggapi pernyataan saya ini secara dingin, dengan mengatakan : "

"Setiap orang, siapapun dia, pasti akan mengalami Euforia setiap sehabis mengikuti seminar/pelatihan apalagi yang bersifat memotivasi. Tapi yang namanya Euforia, itu hanyalah sementara. Jadi bersiaplah kembali ke Habitat asli, apabila perubahan ini tidak ditindak lanjuti dengan tepat, sehingga hanya merupakan euforia semata".

Komentar inilah yang membuat saya tercenung dan sesampainya dirumah, saya terus merenungi komentar teman saya itu, sambil meng "introspeksi diri", apakah saya juga mengalami euforia tersebut ???. Tiba-tiba saja, pikiran saya dibawa ke suatu ingatan, dimana saya menjadi begitu bersemangat untuk sharing di milis ini setiap kali selesai mengikuti seminar/pelatihan atau kegiatan lain (reseat, gathering, dll) yang berkaitan dengan milis ini.
Teman-teman tentunya masih ingat, saya pernah sharing tentang Gathering Alumni SC di Surabaya sampai 3 episode, atau testimoni yang cukup panjang lebar ???. Dan ketika banyak teman-teman milis yang meresponnya, saya merasa senang sekali. Tapi ketika saya ingat juga bahwa saya pernah merasa agak kecewa waktu ada postingan saya yang kurang mendapat respon, saya akhirnya sadar sesadar-sadarnya, bahwa ternyata saya juga mengalami EUFORIA

Namun, untungnya saya ikut kelas Hypnotherapy 100 jam nya Pak Adi, dimana di kelas ini saya bisa lebih mengetahui cara kerja pikiran (khususnya pikiran bawah sadar) dan bagaimana program pikiran terbentuk serta bagaimana me "restruktur" (men"setting" kembali) program-program pikiran yang sudah terlanjur salah. Berbekal pengetahuan ini, segera saya set kembali "program pikiran" saya yang mulai keluar dari jalurnya.
Saya set kembali pikiran bawah sadar saya, bahwa "saya ingin sharing di milis ini, karena memang ingin berbagi sesuatu, bukan untuk mendapat perhatian, respon ataupun pujian dari para member milis ini". Jadi mau direspon atau tidak, saya akan tetap sharing di milis ini, karena memang saya ingin sharing..... That's it !!!.

Dear All,

Kalau boleh saya menyimpulkan komentar teman saya tersebut diatas, kita memang harus mem "follow up" sekecil apapun perubahan yang kita rasakan setiap kali kita selesai mengikuti seminar/pelatihan (misal; SC, TSOM, Gathering, dll) dengan tepat, yaitu dengan menjaga semangat perubahan itu tetap tinggi (Keep The Spirit Of Change High) dan menurut hemat saya, cara yang paling mudah dan efektif untuk tetap mempertahankan bahkan meningkatkan semangat perubahan yang kita rasakan, adalah :

1. Tetap "stay tune" di milis ini, walapun hanya sekedar membaca setiap postingan yang masuk. Namun akan lebih efektif lagi, apabila teman-teman juga aktif menulis ( apakah itu berbagi kebahagiaan, meminta atau memberi saran, kisah-kisah yang menginspirasi, curhat, atau apapun juga).
2. Usahakan untuk bisa saling berhubungan (kopi darat) dengan sesama member milis ini. Makanya kopi darat seperti yang kemarin diprakarsai oleh Bung Rizal & Dwi, wajib di tindak lanjuti, bahkan tidak hanya diikuti oleh para alumni SC, tapi bila memungkinkan juga seluruh member milis ini.... Setuju... khannn .... ???

Akan sangat teknis dan panjang apabila saya jelaskan mekanismenya, kenapa dua hal diatas bisa menjaga spirit perubahan kita tetap tinggi (barangkali Rudi bisa menjelaskan, tolong yaa.... Ruudd.....).
Tapi, saya mohon maaf maaf apabila kesimpulan saya ini mungkin ngawur, tentunya ini semua karena keterbatasan saya (mohon koreksi dan masukannya).
Semoga bermanfaat dan salam damai selalu

Salam berkelimpahan,

Johan

Beberapa kali saya mendapat pertanyaan di atas dari peserta Super Camp.
Setelah mereka mendapatkan jawaban dari pertanyaan sebelumnya.

Pertanyaan sebelumnya 'apa yang bu Ely dapatkan setelah ikut SC?' dan biasanya di tanyakan pada hari pertama :)
Saya selalu menjawab..kalau mau tanya soal keuangan, jujur tidak ada peningkatan yang luar biasa..meningkat dengan pasti dan kosisten.. iya!
Dan setiap kesempatan selalu datang dengan mudah.
Karena saat dibuat Prioritas, memang materi (uang) bukan prioritas pertama saya.
Walau semua butuh uang. :))
Yang paling saya sukai adalah peningkatan spiritual saya dan saya tahu bagaimana saya menjalani hidup.
Dan saya bisa bahagia kapan saja.

Rupanya jawaban saya uang bukan prioritas utama jadi pertanyaan berikutnya.
Iya kalau bu Ely, kalau kita-kita yang memang secara financial cukup untuk hidup.
Nah untuk orang-orang yang untuk hidup aja susah bagaimana mereka tidak akan fokus ke uang? bagaimana mereka bisa mengerti kebahagiaan?
BISA! jawab saya..nanti akan di tunjukkan oleh Pak Adi Film yang luar biasa. (maksud saya film tukang becak itu)

Maksudnya tidak fokus ke uang adalah bukan berarti kita tidak mencari uang, bukan berarti kita tidak berusaha mendapatkan uang, dan bukan berarti kita sok suci tidak membutuhkan uang.

Tetapi kita menikmati setiap proses dalam mendapatkan uang tersebut. Kita mensyukuri apa yang kita punya dan apa yang bisa kita lakukan.Kita berterimakasih atas setiap kesempatan masih bisa berusaha.

Dan...yang perlu diingat..masih ada hal-hal yang sebenarnya kita perjuangkan atas nama uang.
Untuk yang berkeluarga pasti mencari uang demi keluarganya
Untuk yang belum berkeluarga, mencari uang untuk diri sendiri agar hidup enak dan nyaman dan bisa melakukan hobbynya.

Kalau susah payah mengejar uang..
saat sudah kaya raya..keluarga jadi berantakan karena waktu proses menngejar uang, keluarga tidak mendapatkan waktu sama sekali..so.. akhirnya uangnya buat siapa?apakah tujuan tercapai?

Kalau untuk dirisendiri. .susah payah akhirnya dapat juga uangnya, jadi kaya raya..saat itu kesehatan sudah hancur karena terlalu di forsir dan pola makan yang tidak sehat. Akhirnya apakah tujuan tercapai?

Jadi di supercamp saya jadi tahu, bagaimana menikmati setiap proses hidup.
Jaga pikiran dan hati untuk selalu tenang dan bersyukur.
Kalau masih susah mau bersyukur... tulis di milis ini kenapa kok tidak bisa bersyukur (hehehehe akan banyak yang memberitahu apa yang bisa di syukurin)

Salam penuh nikmat dan syukur
Ely Susanti