*Willy Wong*

*Hypnotherapist dan EFT - CC*

Pak Willy menjelaskan bahwa dalam Psycho-Cybernetics mengenal adanya
Mekanisme Kontrol Otomatis / Mekanisme Servo (Servo Mechanism) dalam diri
manusia. Servo Mechanism / Creative Mechanism: merupakan sistem panduan
otomatis (automatic guidance system) dalam diri manusia dalam mencapai
sasaran tertentu, pemecahan masalah, dan ide-ide baru. Servo Mechanism
menjadi pola kecenderungan manusia berdasarkan apa yang dialami dan
diterima, dan akan menjadi kebiasaan yang semakin semakin kuat dalam
membentuk: Success Mechanism / Mekanisme Sukses dan Failure Mechanism /
Mekanisme Kegagalan.

Jadi bila saya simpulkan bahwa Servo Mekanisme adalah device otomatik yang
menggunakan feedback error – senseing to mengoreksi performance dari suatu
mekanisme. Kerangka acuan untuk mengkoreksi diaplikasikan hanya pada system
dimana feedback atau signal koreksi eror membantu mengontrol posisi atau
parameter yang lainnya. Kemudian langkah-langkah yang perlu dilakukan bila
berkeinginan untuk senantiasa memiliki mekanisme sukses atau Attracting
Success Mechanism yaitu dengan menetapkan sasaran (goal), percaya (belief),
rileks (relax), belajar (learn), dan lakukan (act). Nah, asyiknya lagi
adalah ketika Pak Willy memberikan demo *mental picture* dengan melakukan
imajinasi untuk membangun Citra Diri (Self Image) baru yang memadai sehingga
mampu mengoptimalkan Potensi kreasi manusia (Creative Mechanism) yang
terdiri dari menciptakannya dalam pikiran (inner world) – cipta, rasa dan
menciptakannya dalam semesta / realita (outer world) – karsa.



Sesi ketiga selesai tepat pukul 17.10. Sebelum istirahat, kembali peseta
diminta untuk mengisi lembaran-lembaran potensi dan hambatan dalam hidupnya.
Mengapa saya meminta para peserta untuk mengisi lembaran-lembaran ini adalah
sebagai self therapy terkait dengan Self Image. Self Image adalah apa yang
kita persepsikan terhadap diri kita; bagaimana kita mempersepsikan diri
sendiri. Semua orang pada dasarnya punya Self Image. Yang berbeda adalah
"bagaimana-nya" persepsi itu kita ciptakan, pikirkan, dan rasakan.

Kita lihat sehari-hari. Ada orang yang mempersepsikan dirinya sebagai sosok
yang memiliki kelebihan tertentu. Persepsi ini kemudian mendorongnya untuk
meraih prestasi tertentu. Logikanya, kalau kita sudah punya dorongan, maka
ini memudahkan kita meraih prestasi yang kita inginkan. Soal kualitasnya
bagaimana, ini soal proses.

Ada juga orang yang mempersepsikan dirinya sebagai sosok yang tidak punya
kelebihan apa-apa. Secara by nature, persepsi demikian kurang memberikan
dorongan. Konsekuensinya, kalau dorongan itu lemah, ya kemungkinannya juga
kecil. Kemudian self therapy ini diperkuat di sesi ke empat oleh Pak Markus
Tan