Dear All,

Akhirnya Suhu besar kita turun gunung juga.....,dan langsung menurunkan ilmunya kepada kita-kita semua. Wuaahhhh ..... senangnya... . terima kasih.... terima kasih .... Pak Adi.
And so pasti, bakal rame nih... milis ini.

Oh ya Pak Adi, mengenai tercapainya mobil impian kami, Yaitu Mitsubishi Grandis, sebetulnya pernah saya singgung di gathering SC-Jakarta ke II yang lalu di Cibubur. Tapi rasanya baik juga yaa, kalau di sharing di milis ini, dengan catatan bukan untuk bermaksud membanggakan diri (ujub) tapi semata-mata berharap, semoga dapat menjadi inspirasi dan memotivasi teman-teman semua.

Sebelumnya perkenankan saya menjelaskan sedikit latar belakang kehidupan saya yang berkaitan dengan apa yang sekarang sering disebut-sebut, yaitu "The Law OF Attraction" (LOA). Kalau saya ingat-ingat, ternyata saya sudah menerapkan apa yang sekarang dikenal dengan istilah LOA ini sejak tahun 1988, yaitu ketika saya mengikuti sebuah training wajib bagi para Medical Rep/detailer baru di sebuah perusahaan farmasi. Ketika itu, Marketing Manager kami mengajarkan sebuah ilmu yang beliau sebut "Psycho Cybernetic", yaitu sebuah teori kekuatan pikiran, dimana inti dari teori tersebut adalah apabila kita sangat yakin dengan apa yang kita inginkan, maka hal itu pasti terwujud, sekali lagi Pasti !!!, begitu kata beliau dulu. (kalau saya bandingkan dengan teori LOA yang kini sedang "booming"..., yaa ternyata sama yaaa.. ). Saat itu, saya begitu terinspirasi oleh kata-kata marketing Manager saya ini, sehingga saya langsung menerapkan apa yang diajarkannya dalam kehidupan saya. Dan memang pelan tapi pasti apa yang saya impikan memang saya dapatkan, terlebih-lebih kurun waktu 1998-2002, itulah masa-masa kejayaan kami (padahal tahun 1998, adalah masa sulit bagi banyak orang, karena krisis moneter). Namun memasuki awal 2003, kondisi usaha saya mulai menunjukan penurunan dan ternyata hal itu berlangsung terus hingga 2006 dan puncaknya di tahun 2007, dimana kondisi perusahaan dan kehidupan saya benar-benar membuat saya sedikit frustasi (belakangan saya menyadari, bahwa hal ini berbanding lurus dengan tingkat "kepatuhan" serta rasa Syukur saya kepada Tuhan yang telah begitu banyak memberi kenikmatan).

Ketika melihat bahwa usaha saya sejak tahun 2003, selalu menunjukan penurunan, maka pada awal 2005 sayapun mulai sering mengikuti seminar maupun pelatihan, baik mengenai bisnis & manajemen maupun motivasi. Karena sering mengikuti seminar dan pelatihan tersebut, maka semangat saya tetap terjaga sehingga saya tetap optimis bahwa keadaan saya pasti akan menjadi lebih baik. Oleh karena itu, saya tetap membuat impian-impian kedepan yang lebih baik dari kondisi saya saat itu. Contohnya, di tahun 2005, mobil saya adalah Toyota Altis, maka saya telah membuat daftar impian bahwa tahun 2006, saya akan ganti mobil saya dengan Toyota Camry (walaupun "second", karena budget yang saya anggarkan adalah maksimal 300 juta).

Jadi sebetulnya mobil yang saya idam-idamkan sejak th. 2005 adalah Toyota Camry 2400 CC, warna hitam, matic. Saya sudah menempel brosur mobil Camry tersebut di meja kerja saya, baik di kantor maupun di rumah. Saya sudah visualisasikan dan saya affirmasi diri saya, bahwa saya pasti bisa !!!, saya pasti ganti Camry !!! dan seterusnya dan sebagainya. Tahun 2006 berlalu dan mobil Camry belum saya dapatkan. Tapi saya tetap optimis bahwa saya akan dapatkan Camry tersebut, "mungkin waktunya diundur ke tahun 2007" hibur hati saya saat itu. Brosur tetap menempel di meja kerja saya, visualisasi & afirmasi tetap saya lakukan dan sayapun sudah mem "break down" langkah-langkah yang harus saya lakukan untuk mencapai impian saya itu. Dan sepanjang tahun 2006 saya tetap rajin mengikuti pelatihan motivasi, yang 1, 2, 3 bahkan 5 hari dari beberapa pembicara.

Sampai pertengahan tahun 2007, kondisi usaha dan keuangan saya tidak semakin membaik, sehingga sempat membuat saya sedikit frustasi (seperti sudah saya sampaikan diatas), saya sempat dihinggapi rasa pesimis dan sayapun sudah males mengikuti seminar maupun pelatihan lagi, yang saat itu saya pikir malah hanya menghabiskan uang saja. Yaahhh, keliatannya Camry makin jauh dari jangkauan nihhh..., pikir saya. Tapi tetap saja gambar Camry yang gagah itu, setia menempel di meja kerja saya (yaa... masih, tetap optimis lahhh..., walau sudah nggak sekencang dulu lagi sihhh..., perasaan optimis itu).

Bulan September 2007 (kalau tidak salah), karena suatu "kebetulan yang bukan kebetulan", saya ikut seminarnya Pak Adi, yaitu Becoming a Money Magnet (wuaahhh, kalau diceritain.. .., jadi makin panjang nihhh tulisan ini...) yang akhirnya membuat saya ikut Super Camp nya di Via Renata, pada November 2007 yang lalu (saya sudah menceritakan secara panjang lebar di milis ini, bagaimana Super Camp Becoming a Money Magnet telah begitu mengubah hidup saya).

Karena dampak perubahan yang begitu besar dalam hidup saya, maka pada SC berikutnya, yaitu pada bulan Februari 2008, saya "reseat", namun kali ini saya ajak serta istri tercinta saya.
Pada saat sampai di sesi menentukan Skala Prioritas dalam hidup, kami baru menyadari bahwa ada perbedaan dalam menentukan mobil impian, antara saya dan istri. Kalau saya tetap mencantumkan "Camry 2400 CC, warna hitam, matic" sementara istri saya mengimpikan "Nissan Serena" yang berpenumpang 7 orang, alasannya biar bisa menampung semua (benar juga pikir saya, karena anak-anak kami berjumlah 4 orang). Ketika saya tanya ke Pak Adi, apakah perbedaan ini bisa mempengaruhi pencapaian impian ???, kata beliau : "bisa saja terjadi, apabila impian itu adalah sesuatu yang dinikmati bersama. Seperti mobil yang memang untuk dipakai bersama atau rumah misalnya. Untuk hal seperti ini, sebaiknya didiskusikan antara suami dengan istri, sehingga tercapai kesepakatan bersama".
Sepulang SC, kami berdua pun langsung menyusun daftar impian bersama. Dan untuk mobil impian akhirnya disepakati adalah Mitsubishi Grandis, dengan pertimbangan bisa mengakomodir keinginan kami berdua, yaitu tetap tampak seperti sedan namun bisa menampung 7 orang dan harga cashnya sesuai budget yang dianggarkan, yaitu maks. 300 juta.
Tidak menunggu lama, bulan Juni 2008, mobil impian kamipun, yaitu Mitsubishi Grandis 2008 gressss sudah parkir di garasi kami. Dahsyatnya kekuatan niat/intention. ..!!!

Mungkin teman-teman bertanya, bagaimana sihhh..., proses terwujudnya mobil impian kami ini, koq keliatannya enak banget yaaa..., apa mobilnya dateng dari langit atau dapet undian atau memang uangnya sudah ada, sehingga tinggal beli aja. Kalau memang uangnya sudah ada..., khan nggak perlu ngimpi-ngimpi segala... !!!???.

Pada saat mem "break Down" langkah-langkah yang perlu saya lakukan untuk mendapatkan mobil yang saya impikan, langkah pertama yang saya pikirkan adalah mengumpulkan sejumlah uang untuk DP mobil tersebut dengan jumlah yang diperlukan untuk membuat angsuran bulanannya sesuai dengan kemampuan saya (setiap membeli mobil, saya selalu melalui Kredit Pemilikan Mobil).
Pada bulan Mei 2008, ternyata ada orang yang mau mengontrak ruko 2 lantai saya di Jl. Proklamasi-Depok selama 2 tahun dengan harga yang saya inginkan (padahal sudah lebih dari 1 tahun, ruko tersebut saya tawarkan tapi belum laku juga). Bulan Juni 2008, secara "kebetulan" suami teman saya yang bekerja di dealer Mitsubishi, menawarkan mobil Mitsubishi Grandis tahun 2008 baru tapi model lama, dengan harga cukup miring, karena sebentar lagi akan keluar mobil Grandis model baru, yaitu model GT. Karena harga yang ditawarkan cukup menggiurkan dan tinggal satu-satunya, sementara uang kontrakan ruko yang saya terima bulan lalu cukup untuk membayar DP Mitsubishi Grandis yang diperlukan, sehingga besar angsurannya kurang lebih sama dengan angsuran mobil Toyota Yaris yang akan lunas pada bulan Juli 2008 (yang saya beli tahun 2006 yang lalu), maka saya putuskanlah untuk mengambil Mitsubishi Grandis ini.

So...!!!, semua proses tercapainya mobil impian ini, begitu realistis dan memang kami jalani sehari-hari.
Disinilah terlihat betapa dahsyatnya kekuatan niat/intention bekerja (seperti yang sudah dijelaskan oleh Pak Adi). Apabila keinginan kita yang begitu kuat kita pancarkan ke alam semesta dan telah selaras denganNya, maka Tuhan dan seluruh alam semesta akan merespon dan mewujudkan keinginan kita itu dengan mempermudah serta memperlancar segala langkah yang sudah kita susun.

Sebelum saya mengakhiri tulisan ini, izinkan saya menyampaikan sesuatu yang merupakan renungan saya selama menjalani kehidupan ini. Namun saya mohon maaf, apabila nanti terkesan "mengGurui" ataupun "MengKhotbahi" . Saya tidak bermaksud demikian, ini hanyalah sebuah refleksi kehidupan yang saya jalani sampai saat ini.

Menurut perenungan saya, langkah-langkah yang harus dilakukan agar kita bisa menjadi magnet yang akan menarik apapun yang kita inginkan kedalam kehidupan kita, adalah :

  1. Meingkatkan kualitas spiritual Cara termudah meningkatkan kualitas Spiritual, adalah dengan meningkatkan kualitas ibadah, walaupun ibadah ritual tidak selalu identik dengan kualitas spiritual, namun peningkatan kualitas ibadah akan meningkatkan kedekatan kita kepada Tuhan, yang merupakan pondasi yang kokoh untuk berdirinya bangunan spiritualitas kita.
  2. Yakin dengan diri dan kemampuan kita. Jangan pernah berpikir apalagi meyakini bahwa kita adalah pribadi yang gagal, yang tak berguna, yang selalu apes dan yang jelek-jelek lainnya. We All The Best Dan selalu berdamailah dengan diri kita.
  3. Yakinlah seyakin-yakinya tanpa sedikitpun keraguan bahwa apa yang kita impikan itu sejatinya pasti akan tercapai
  4. Syukuri apapun yang kita dapatkan
  5. Take Action Lakukan langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk mencapai impian dengan sebaik-baiknya. Ingat Be X Do = Have
  6. Pasrah Berbahagialah dengan apapun hasil akhir yang kita peroleh, itu adalah yang terbaik untuk kita, walaupun itu jauh dari yang kita inginkan. Karena Tuhan Maha Tahu dan Maha Menyayangi hambaNYa. Dia tahu apa yang terbaik buat kita.

Salam berkelimpahan,

Johan