Mindset & Lifestyle : Living at Present

Secara umum kita memahami bahwa terdapat 3 wilayah waktu, yaitu : masa lalu, masa kini, dan ,masa datang. Deepak Choppra, salah satu guru spiritual moderen yang banyak memberikan pengaruh terhadap pemikiran-pemikiran saya, menggambarkannya dengan kata-kata yang sangat romantis : The Past is History, The Future is Mistery ….!

“The Past is History” mungkin agak mudah kita pahami, yaitu bahwa masa silam adalah sekedar sebuah sejarah …. tidak akan pernah kembali … tidak akan pernah terulang …! Dan uniknya, walaupun kita telah memahaminya dengan baik, tetapi sangat sulit umumnya bagi kita untuk mengimplementasikannya, apalagi untuk menjadikannya sebagai “presupposition” yang harus kita “install”-kan ke diri kita dengan berbagai konsekwensi yang menyertainya ….!

“The Future is Mistery”, suatu kalimat yang mudah untuk diterjemahkan, akan tetapi sangat sulit dipahami filosofinya, apalagi untuk diimplementasikan. Nah, pemahaman terhadap pengertian bahwa “masa datang adalah misteri”, justru merupakan salah satu kunci dari LoA.

Dari pernyataan sekaligus fakta bahwa “The Past is History” dan “The Future is Mistery”, maka karunia sesungguhnya atau karunia yang benar-benar riel adalah “saat ini dan disini” ! Kehidupan yang sesungguhnya bukan di kemarin atau di besok, tetapi benar-benar ada di “saat ini dan disini” ! Kemampuan kita untuk menghayati hal ini merupakan kunci penting lainnya dari LoA.

***

Kemampuan merasakan “saat ini dan disini” atau “Living at Present” merupakan kemampuan yang akan membimbing kita untuk menghayati rasa syukur dari apa-apa yang telah kita “miliki”, dan juga merupakan kemampuan yang akan memandu kita untuk membaca tanda-tanda alam semesta terkait dengan berbagai empowerment yang telah kita “lontar”-kan ke alam semesta ! Living at Present akan membuat kita menjadi “waskita” untuk menyaksikan rentetan kejadian yang selalu berada dalam skenario penciptaan kita (sadar atau tidak sadar) !

***

Mari kita sekedar melakukan evaluasi ……. seberapa sering kita berada di “saat ini di sini” ? Atau sebaliknya, seberapa sering kita justru berada di “masa lalu” atau justru di “masa datang” !

Sebagai ilustrasi, misalkan saya bersantai di sebuah kedai kopi, untuk sekedar menikmati “Double Expresso” ……! Lalu kemungkinan saya akan menikmati kopi tersebut sambil :

Pertama : Memikirkan masa depan saya yang tidak jelas, memikirkan bahwa saya belum memiliki simpanan yang cukup untuk bekal menyekolahkan anak saya di perguruan tinggi terbaik pada 6 tahun mendatang ! Atau mungkin dengan sedikit kreativitas, maka saya dengan mudah membayangkan bahwa 15 tahun lagi saya mungkin sudah tidak dapat lagi bekerja, dan tentu saja saya tidak memiliki pensiun, karena bahkan pekerjaan saya hari inipun jauh dari jelas ?

Kedua : Saya membayangkan, jika saja pada tahun 1996 atau tahun 2002 saya tidak melakukan kebodohan dalam bisnis, tentu kehidupan saya sudah sangat mendekati mimpi-mimpi di masa muda saya ? Atau lebih jauh lagi, saya berandai-andai jika dulu saya tidak berhenti bekerja dari perusahaan “X”, maka mungkin hari ini saya sudah menjadi CEO dengan berbagai fasilitas dan gaya hidup papan atas ?

He … he … yang manapun yang saya pilih …. sudah pasti “Double Expresso” yang seharusnya nikmat itu menjadi terkontaminasi dengan emosi negatif saya ……!

Kenapa saya tidak dapat menikmati “Double Expresso” tersebut dengan kesadaran “saat ini dan disini”, serta kesadaran bahwa saya masih diberikan kesempatan untuk bernafas, diberikan sedikit uang untuk membeli “Double Expresso” tersebut ? Atau jika lebih kreatif lagi saya mungkin dapat menikmati bahwa saat ini saya adalah orang yang “bebas & merdeka” ala pak Marhaen ! Saya masih diberikan kesehatan yang sangat baik ? Saya memiliki keluarga yang lengkap, sepasang anak yang normal dan pintar ? Dan masih ribuan karunia luar biasa lainnya ??!

Kenapa saya justru memikirkan “masa datang” yang tidak pernah ada ?! Ya benar-benar tidak pernah ada ! Dia benar-benar hanya merupakan karya dari pikiran saya saat ini ! Bahkan faktanya saya tidak akan pernah benar-benar “mengetahui” apakah besok saya masih hidup ? Apakah lusa saya masih dapat bernafas ? Se-ekstrim apapun bayangan masa depan …. benar-benar hanyalah karya dari mahluk yang dinamakan “pikiran” ! Masa depan tidak pernah benar-benar ada, sampai dengan kita berada di sana !

Atau saya justru memikirkan “masa silam” yang benar-benar tidak akan pernah kembali bagaimanapun kita mengupayakannya ?

***

Bersambung di Halaman yang sama ………